Dari tempat parkir, harus berjalan kaki sejauh 300 meter menuju gua, melintasi tanah milik penduduk setempat. Harus hati-hati melangkah, karena batu karang yang tajam menyembul diantara tanah yang tak rata.Â
Bukan kristal sungguhan
Untuk masuk ke dalam gua, Anda harus membayar 10.000 rupiah bila berencana mandi di dalam gua, dan 5000 rupiah bila tidak mandi.Â
Pengalaman menuruni dinding gua yang licin dan terjal ke kolam payau di dasar gua, tidak semudah ketika naik kembali ke mulut gua. Namun, keduanya sama-sama  memacu adrenalin dan sama-sama butuh kewaspadaan.Â
Cahaya matahari tidak cukup kuat untuk masuk hingga ke dasar gua, karenanya butuh pencahayaan tambahan. Berbekal lampu dengan pencahayaan yang cukup, penjaga akan mengarahkan Anda untuk turun ke dalam gua. Â
Pencahayaan buatan yang berasal dari lampu membuat dasar gua terlihat sangat jelas dan indah. Airnya begitu jernih, seolah kristal cair yang membentang. Â
Pada saat air pasang, kedalaman air bisa mencapai enam hingga delapan meter. Namun, saat surut, kedalaman air hanya sebatas pinggang orang dewasa.
Hamparan batu-batu kapur dengan warna putih, seperti permata yang tertidur di bawah air, menciptakan permainan bayangan dan warna yang menari di atas permukaan air.
Habitat kelelawar
Cahaya matahari yang terbatas masuk ke dalam gua, menjadikan Gua Kristal rumah yang ideal untuk kelelawar. Karena hal itu, petugas yang berada di gua tidak menyalakan lampu penerangan sepanjang hari.Â
Mereka hanya menyalakan lampu untuk penerangan, ketika pengunjung datang ke sana. Itupun cuma sebentar. Letak gua yang cukup dalam dan sempit memang menyebabkan pengap, juga panas,  akibat  aliran oksigen yang terbatas.  Pengunjung disarankan untuk tidak berlama-lama di sana. Â