Anak-anak ini tidak menyimpan dendam, sehingga dengan mudah mereka bisa kembali bergembira. Mereka memandang semuanya dengan cara sederhana.
Namun, bagi orang dewasa, perjalanan ini tidaklah  mudah, tetapi belajarlah  membuat langkah pertama  untuk memaafkan, lalu perlahan melupakan.Â
Isi hati dengan hal-hal yang positif dan membawa sukacita, dengan menghadirkan orang-orang yang mencintai dan mendukung kita.  Hati yang diisi dengan hal-hal baik, akan mengurangi ruang yang tersisa untuk kenangan buruk. Â
Berdoa dan berserah kepada Tuhan adalah adalah cara yang indah untuk melepaskan beban yang dipikul. Dalam setiap doa, mintalah kekuatan untuk memaafkan lebih dalam lagi,  dan menerima kedamaian yang hadir dalam hati. Percayalah bahwa waktu dan kasih Tuhan akan menyembuhkan luka yang ada.
Setiap pengalaman menyakitkan menyimpan pelajaran berharga. Apa yang bisa didapat? Kita bisa terbentuk menjadi pribadi yang  lebih bijaksana, lebih kuat, atau lebih berempati terhadap sesama.
Memaafkan dan melupakan adalah kunci untuk membebaskan diri dari  belenggu sakit hati dan kekecewaan. Dengan memaafkan, maka pintu kedamaian akan terbuka. Dengan melupakan, kita belajar melepaskan beban masa lalu yang tak lagi perlu dibawa.
Kupang, 29 Desember 2024
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H