Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Merentasi Waktu dan Alam: Kisah Al-Quran Tua, Pantai Tongke Lima dan Bukit Hulnani di Alor

11 Agustus 2023   18:29 Diperbarui: 11 Agustus 2023   20:15 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al-Quran kulit kayu berusia ratusan tahun di Pulau Alor (Foto: Theodolfi/dokpri)

Tenun Alor dengan motif gajah (Foto:Theodolfi)
Tenun Alor dengan motif gajah (Foto:Theodolfi)

Sebenarnya deretan tenunan akan mudah didapat saat bertepatan dengan hari pasar, yaitu hari Jumat. Penduduk di Alor Besar maupun dari Pulau Ternate Alor, akan menjual tenunan mereka pada hari pasar tersebut.

Destinasi berikutnya adalah pantai indah di Desa Aimoli, masih di Kecamatan Alor Barat Laut. Pantai Tongke Lima. Perjalanan menuju Pantai Tongke Lima tidak semuanya mulus. Pada beberapa titik, jalanan rusak, ini menyebabkan perjalanan menggunakan kendaraan roda dua jadi tidak  nyaman. 

Pantai Tongke Lima, di Desa Aimoli Alor (Foto: Theodolfi)
Pantai Tongke Lima, di Desa Aimoli Alor (Foto: Theodolfi)

Kami tiba di lokasi Pantai Tongke Lima, dua puluh menit kemudian. Deburan ombak yang lembut bersembunyi dibalik deretan pohon kelapa yang menyambut kedatangan kami. Sekilas, mirip seperti Pantai Walakiri di Sumba Timur.

Sudut yang lain di Pantai Tongke Lima (Foto: Theodolfi)
Sudut yang lain di Pantai Tongke Lima (Foto: Theodolfi)

Deretan pohon bakau (Rhizopora mucronata) menjadi ciri khas tempat ini. Dinamakan Tongke Lima karena lima pohon bakau yang berdiri sejajar, mencoba menangkap bayangan senja. 

Memang, bukan saat yang tepat untuk mendapatkan gambar siluet indah di sana. Matahari masih lumayan tinggi, belum turun ke garis bumi, namun jepretan yang didapat di sana bisa melukiskan kecantikan saat matahari benar-benar telah menyatu di garis horizon bumi.

Menaklukkan ketinggian mistis di Bukit Hulnani

Tidak ingin ketinggalan sunset indah dari ketinggian, perjalanan diarahkan ke puncak Hulnani. Puncak Hulnani pernah menjadi titik pusat festival paralayang beberapa waktu lalu.

Menuju ke puncak, butuh energi ekstra dan nyali yang cukup kuat. Motor trail yang kami tumpangi menderu, berlomba dengan waktu, naik perlahan menuju ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Melewati perkebunan jati dan juga deretan jambu mete. 

Kami memburu sunset yang sedikit lagi akan benar-benar tenggelam. Perjalanan menuju puncak butuh waktu 30 menit. Harus berhati-hati karena jalanan terus menanjak dan tidak mulus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun