Sebenarnya deretan tenunan akan mudah didapat saat bertepatan dengan hari pasar, yaitu hari Jumat. Penduduk di Alor Besar maupun dari Pulau Ternate Alor, akan menjual tenunan mereka pada hari pasar tersebut.
Destinasi berikutnya adalah pantai indah di Desa Aimoli, masih di Kecamatan Alor Barat Laut. Pantai Tongke Lima. Perjalanan menuju Pantai Tongke Lima tidak semuanya mulus. Pada beberapa titik, jalanan rusak, ini menyebabkan perjalanan menggunakan kendaraan roda dua jadi tidak  nyaman.Â
Kami tiba di lokasi Pantai Tongke Lima, dua puluh menit kemudian. Deburan ombak yang lembut bersembunyi dibalik deretan pohon kelapa yang menyambut kedatangan kami. Sekilas, mirip seperti Pantai Walakiri di Sumba Timur.
Deretan pohon bakau (Rhizopora mucronata) menjadi ciri khas tempat ini. Dinamakan Tongke Lima karena lima pohon bakau yang berdiri sejajar, mencoba menangkap bayangan senja.Â
Memang, bukan saat yang tepat untuk mendapatkan gambar siluet indah di sana. Matahari masih lumayan tinggi, belum turun ke garis bumi, namun jepretan yang didapat di sana bisa melukiskan kecantikan saat matahari benar-benar telah menyatu di garis horizon bumi.
Menaklukkan ketinggian mistis di Bukit Hulnani
Tidak ingin ketinggalan sunset indah dari ketinggian, perjalanan diarahkan ke puncak Hulnani. Puncak Hulnani pernah menjadi titik pusat festival paralayang beberapa waktu lalu.
Menuju ke puncak, butuh energi ekstra dan nyali yang cukup kuat. Motor trail yang kami tumpangi menderu, berlomba dengan waktu, naik perlahan menuju ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Melewati perkebunan jati dan juga deretan jambu mete.Â
Kami memburu sunset yang sedikit lagi akan benar-benar tenggelam. Perjalanan menuju puncak butuh waktu 30 menit. Harus berhati-hati karena jalanan terus menanjak dan tidak mulus.Â