Aktivitas memasak bagi para moms menjadi ritual yang menyenangkan. Menghidangkan makanan yang bergizi dan tentu saja sehat bagi keluarga adalah idaman setiap perempuan. Apalagi di momen istimewa seperti bulan Ramadan seperti sekarang ini.Â
Namun, tidak semua moms seberuntung itu. Moms yang bekerja mencari nafkah, kadang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghidangkan makanan bagi keluarganya.
Tidak sedikit moms pada akhirnya memilih memberikan makanan yang ditawarkan restoran, catering atau warung makan yang ada di sekitarnya.
Dari segi kepraktisan, memang praktis. Namun, tentu dari berbagai faktor lain perlu dipertimbangkan kembali. Faktor kebersihan, kemananan serta nilai gizi yang dikandung di dalamnya, juga alasan mengirit pengeluaran.
Faktor keamanan makanan sangat penting
Tanpa disadari, pola konsumsi yang kurang sehat akan berpengaruh pada pemilihan jenis dan bahan makanan. Kesibukan para moms, berkonsekuensi pada meningkatnya minat untuk memenuhi asupan makanan dari luar.
Tidak ada yang dapat menjamin, bahwa makanan yang dibeli dari tempat-tempat penjualan makanan, benar-benar aman, bersih dan menyehatkan. Kecuali bila moms turut terlibat mengawasi proses pengolahan makanan yang akan dibeli.Â
Faktor keamanan makanan menjadi sangat penting saat mengelola maupun menyajikan makanan. Makanan yang aman sudah tentu harus bersih dan bebas dari berbagai penyebab penyakit yang ada di sekitar kita seperti bakteri, virus, jamur atau parasit.
Selain itu, faktor bahan tambahan pangan atau BTP yang ditambahkan ke dalam makanan tersebut juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan oleh moms. Tentang BTP ini, ada yang aman untuk dikonsumsi, ada pula yang penggunaannya telah dilarang karena dampaknya terhadap kesehatan.
Tidak sedikit kasus penambahan BTP yang tidak aman bagi manusia, dilakukan oleh produsen atau penjual makanan yang ingin meraup keuntungan yang besar tanpa memperhatikan efeknya bagi tubuh konsumen.
Setiap makanan berpotensi menjadi media penularan penyakit
Tak dapat disangkal, bahwa makanan dapat menjadi pembawa sekaligus media penularan penyakit. Penyakit bawaan makanan (PBM) ini dapat terjadi ketika mengkonsumsi makanan yang telah tercemar.Â
Kontaminasi pada makanan dapat terjadi sejak proses persiapan, pengolahan hingga penyajiannya. Sumber cemarannya pun beragam, dari peralatan makan atau memasak yang digunakan, dari bahan makanan itu sendiri, dari orang yang mengolah makanan serta lingkungan tempat pengolahan.
Penanganan yang tidak tepat pada setiap tahapan, juga dapat mempercepat proses berkembangnya mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan makanan.
Bibit penyakit seperti bakteri Salmonella, Clostridium sp, Staphylococcus aureus, E. coli, parasit seperti cacing, virus hepatitis A, dan lain sebagainya dapat ditularkan melalui makanan.
Mari mengolah dengan benar
Risiko mengalami keracunan atau infeksi akibat mengkonsumsi makanan yang dibeli dari luar, cukup besar bila dibandingkan dengan memasak sendiri di rumah.Â
Moms dapat meminimalisir masuknya bahan pencemar dan bahan lain yang membahayakan tubuh dengan tindakan pencegahan berikut.Â
Memilih makanan yang segar. Makanan segar yang baru dipanen, dipotong atau ditangkap, jauh lebih aman bila dibandingkan dengan makanan yang sudah disimpan dalam jangka waktu lama atau makanan yang diawetkan.Â
Penggunaan bahan pengawet yang tidak tepat juga akan mempengaruhi kualitas makanan. Moms bisa memilih dan memilah makanan segar secara cermat dengan menggunakan panca indera.Â
Mencuci dengan air mengalir. Air mengalir dapat meluruhkan kotoran ataupun bibit penyakit seperti telur cacing yang melekat pada bahan makanan. Mencucinya di bawah aliran air sangat baik dilakukan sebelum memotong bahan makanan.Â
Menyimpan pada suhu yang tepat. Makanan dapat bertahan lama atau tidak mudah rusak bila suhu penyimpanannya sesuai. Makanan dengan kandungan protein tinggi seperti daging atau ikan akan sangat cepat rusak bila disimpan pada suhu ruang, karenanya harus disimpan pada suhu yang dingin atau penyimpanan beku.Â
Memasak hingga matang. Telur cacing atau bakteri tertentu dapat mati dengan pemanasan. Karenanya, pastikan ya moms memasak makanan hingga benar-benar matang.Â
Menggunakan BTP alami. Bila moms punya stok bahan makanan yang cukup banyak dan ingin menyimpannya dalam jangka waktu cukup lama, moms bisa menggunakan bahan tambahan pangan (BTP) alami.
Cadangan BTP alami di dapur moms, tersedia berlimpah dan setiap moms sudah sangat familiar dengan hal ini. Garam, gula , asam sebagai pengawet, kunyit dan daun suji sebagai pewarna, bawang putih sebagai antioksidan dan lain sebagainya yang bisa moms gunakan.Â
Peralatan masak dan makan yang aman. Peralatan masak dan makan yang terbuat dari tembaga, kuningan, plastik maupun styrofoam dapat melepaskan zat-zat tertentu yang dapat membahayakan tubuh.Â
Gunakan bahan-bahan yang aman seperti stainless steel, keramik ataupun kaca agar orang yang moms sayangi bebas dari penyakit yang bikin worry.Â
Dietmu adalah rekening bank. Pilihan makanan yang baik adalah investasi yang baik- (Bethenny Frankel)
Yuks, mari memasak dengan hati
Kupang, 14 Maret 2024
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI