Kontaminasi pada makanan dapat terjadi sejak proses persiapan, pengolahan hingga penyajiannya. Sumber cemarannya pun beragam, dari peralatan makan atau memasak yang digunakan, dari bahan makanan itu sendiri, dari orang yang mengolah makanan serta lingkungan tempat pengolahan.
Penanganan yang tidak tepat pada setiap tahapan, juga dapat mempercepat proses berkembangnya mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan makanan.
Bibit penyakit seperti bakteri Salmonella, Clostridium sp, Staphylococcus aureus, E. coli, parasit seperti cacing, virus hepatitis A, dan lain sebagainya dapat ditularkan melalui makanan.
Mari mengolah dengan benar
Risiko mengalami keracunan atau infeksi akibat mengkonsumsi makanan yang dibeli dari luar, cukup besar bila dibandingkan dengan memasak sendiri di rumah.Â
Moms dapat meminimalisir masuknya bahan pencemar dan bahan lain yang membahayakan tubuh dengan tindakan pencegahan berikut.Â
Memilih makanan yang segar. Makanan segar yang baru dipanen, dipotong atau ditangkap, jauh lebih aman bila dibandingkan dengan makanan yang sudah disimpan dalam jangka waktu lama atau makanan yang diawetkan.Â
Penggunaan bahan pengawet yang tidak tepat juga akan mempengaruhi kualitas makanan. Moms bisa memilih dan memilah makanan segar secara cermat dengan menggunakan panca indera.Â
Mencuci dengan air mengalir. Air mengalir dapat meluruhkan kotoran ataupun bibit penyakit seperti telur cacing yang melekat pada bahan makanan. Mencucinya di bawah aliran air sangat baik dilakukan sebelum memotong bahan makanan.Â
Menyimpan pada suhu yang tepat. Makanan dapat bertahan lama atau tidak mudah rusak bila suhu penyimpanannya sesuai. Makanan dengan kandungan protein tinggi seperti daging atau ikan akan sangat cepat rusak bila disimpan pada suhu ruang, karenanya harus disimpan pada suhu yang dingin atau penyimpanan beku.Â
Memasak hingga matang. Telur cacing atau bakteri tertentu dapat mati dengan pemanasan. Karenanya, pastikan ya moms memasak makanan hingga benar-benar matang.Â