Apa yang dilakukan tetangga Saya patut diacungi jempol. Menegur dengan cara halus, namun cukup membuat si penitip sampah salah tingkah.Â
Sampah dibersihkan, dan persis di tempat penitipan tersebut, digantung tulisan cukup besar dan jelas, berukuran 80 x 100 cm "Mohon maaf, ini bukan tempat penitipan sampah". Alhasil, besoknya tidak ada lagi sampah dititip di sana.Â
Mulailah mengelola sampah rumah tangga masing-masing. Simpan di halaman sendiri dan buanglah ke tempat penampungan sampah terdekat yang tersedia secara rutin.Â
Sampah yang dibiarkan terbengkelai juga menjadi sumber penularan penyakit seperti diare dan penyakit saluran pencernaan lainnya.
Hewan peliharaan
Persoalan hewan peliharaan juga rentan menimbulkan konflik dalam hidup bertetangga. Batasi jumlah hewan peliharaan kita, sehingga tidak mengganggu ketenteraman tetangga sekitar.
Buatlah kandang bila memiliki hewan peliharaan yang banyak jumlahnya. Bila rumah tidak dilengkapi dengan pagar, ikatlah hewan peliharaan kita sehingga tidak melukai atau membahayakan orang lain. Â
Kurangi volume suara musik
Tinggal dalam kompleks perumahan, harus mampu mengendalikan apapun yang keluar dari dalam rumah. Termasuk suara, nada dan intonasi, kalau tidak ingin digosipkan sana-sini.Â
Jarak rumah yang cukup berdekatan, membuat kita harus mengurangi volume suara, termasuk suara musik. Jangan sampai menimbulkan kebisingan.Â
Batas ambang normal untuk percakapan sehari-hari  berkisar antara 20-25 dB. Memutar musik terlalu keras diperkirakan berada pada ambang batas 85-90 dB, dapat menyebabkan orang lain terganggu. Apalagi kalau dilakukan dalam intensitas waktu yang cukup lama.Â
Putarlah musik dengan volume yang lebih rendah, kalau pun terpaksa memutar dengan volume yang lebih besar, durasinya perlu dipersingkat. Lihat pula waktunya, jangan sampai musik diputar kencang saat orang lain beristirahat.