Kondisi ini meningkatkan potensi terjadinya kontak antara manusia dengan nyamuk yang hidup pada lingkungan tersebut, seperti nyamuk Anopheles penular malaria ataupun Culex yang dapat menularkan filariasis.
Air dan perempuan
Tidak dapat dipungkiri, kebutuhan perempuan akan air adalah kebutuhan yang esensial. Perempuan tidak memiliki kebebasan yang sama seperti laki-laki ketika berurusan dengan kebutuhan akan air. Hal ini sering luput dari perhatian berbagai pihak.
Perempuan membutuhkan air untuk kebutuhan yang bersifat lebih privat, termasuk untuk urusan menstruasi. Dalam kondisi darurat atau bencana saja, kebutuhan hygiene perorangan minimal  2-6 liter per orang per hari (Sphere, 2018), apalagi dalam kondisi bukan darurat harusnya lebih dari 6 liter.
Pada beberapa pengamatan yang dilakukan terhadap siswa perempuan di sekolah dasar, karena alasan tidak tersedia air yang cukup di sekolah, umumnya mereka akan cenderung buang air kecil, menunggu hingga saatnya mereka pulang ke rumah atau mencari rumah teman atau keluarga mereka yang dekat dengan sekolah.
Demikian halnya ketika siswa mendapatkan menstruasi, tidak ada pilihan lain kecuali siswa tersebut kembali ke rumah mereka masing-masing untuk kemudahan akses mendapatkan air yang bersih yang cukup.Â
Sangat disayangkan, karena ini berarti siswa tersebut kehilangan sebagian haknya untuk mendapatkan pembelajaran pada hari itu.
Lindungi Sumber Air Anda
Seperti telah disampaikan di awal, bahwa air yang aman adalah yang berasal dari sumber air yang terlindungi. Â Bebas dari pencemaran apapun, termasuk pencemaran fisik, kimia maupun bateriologis.Â
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu kampanye yang dapat terus digalakkan untuk melindungi air dari pencemaran. Kebiasaan mengelola sampah yang baik sejak sampah dihasilkan berbasis penerapan 3R hingga sampah diproses pada tahap akhir adalah tindakan untuk meminimalkan turunnya kualitas lingkungan akibat pembuangan sampah yang tidak mememenuhi persyaratan.Â
Pengaturan pembuangan limbah rumah tangga  yang aman ke lingkungan dengan melakukan  pengolahan sederhana sebelum dibuang ke lingkungan selain melindungi sumber air, juga melindungi tanah dari sumber cemaran.Â
Demikian halnya dengan perilaku membuang air besar pada jamban dengan tangki septik yang aman, dapat mengurangi penyebaran bakteri pencemar air.Â
Setidaknya, tinja yang mengandung jutaan bakteri yang dapat membahayakan kesehatan  tertampung pada tangki septik dan tidak menyebar ke mana-mana.Â