3. Produsen enggan produksi
Sahat Sinaga sebagai Plt Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menyebutkan bahwa salah satu alasan penyebab langkanya MinyaKita adalah produsen sawit enggan memproduksinya.
Produksi tidak dilakukan karena keuntungan MinyaKita dinilai terlalu sedikit. Apalagi, pada musim resesi seperti ini ekspor sawit tengah lesu sehingga produsen tak mampu menutup kerugian.
Di sisi lain realisasi suplai pasokan minyak dalam negeri yang wajib dipenuhi perusahaan sebelum melakukan ekspor atau domestic market obligation (DMO) menurun sejak November lalu.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, mengungkap ada perubahan aturan  yang menyebabkan produsen mengalihkan produksi dari Minyakita ke minyak curah.
Selain itu adanya program biodiesel B35, yang membuat penggunaan CPO untuk energi meningkat dan menyebabkan produksi Minyakita berkurang.
Solusinya?
Penimbunan kerap terjadi karena adanya pemikiran yang menginginkan keuntungan yang lebih banyak. Ketika ditimbun, stok langa, maka pedagang akan dengan mudah melambungkan harga di pasaran.
Di sisi lain sangsi dan pengawasan yang lemah membuat tidak adanya efek jera pada pelaku penimbunan.
Sebenarnya jika seluruh kalangan masyarakat beralih untuk menggunakan Minyakita tidak ada masalah. Sebab mereka semua adalah warga yang mempunyai hak yang sama untuk mendapat pelayanan dalam hal pemenuhan bahan pangan dari Negara.
Apalagi ketika harga hampir semua bahan pangan naik, setiap keluarga pasti mengencangkan ikat pinggang dan memilih membeli produk yang murah.