Itu yang mungkin terjadi pada kasus operasi merlin. Dengan mengetahui kelemahan pada blueprint, pihak iran bisa terbantu untuk mengembangkan senjata nuklri dengan rancangan yang seharusnya.
Iran telah menghabiskan waktu hampir 20 tahub untuk pengembangan senjata nuklirnya. Proses pengembangan nuklir tersebut telah melahirkan sejumlah ilmuwan nuklir yang memiliki cukup pengetahuan untuk mengetahui kekurangan blueprint.
Selain itu, teheran juga mendapatkan rancangan nuklir dari jaringan ilmuwan pakistan seperti abdul qadeer khan. Negara ini diyakini dapat membandingkan rancangan yang dimilikinya dengan desain yang diterima dari CIA.
Dalam buku bertajuk “state of war”, reporter new york times, james risen menyebutkan untuk mendukung operasi merlin, CIA memilih ilmuwan nuklir rusia yang membelot ke amerika agar menyerahkan sebuah rancangan (Blueprint) hulu ledak nuklir ke pejabat iran dengan tujuan untuk menghambat program senjata nuklir.
Dengan bocornya rahasia, pihak iran diduga justru mempercepat program nuklirnya begitu kekurangan pada rancangan yang cacat itu berhasil diidentifikasi.
Kegagalan operasi merlin mendorong pengganti clinton yaitu george walker bush meminta rejim teheran menghentikan program persenjataan nuklirnya. Sikap tegas bush untuk nonproliferasi nuklir itu diikuri penggalangan sanki ekonomi PBB untuk iran.
Menurut james risen kecerobohan dan salah perhitungan dalam operasi merlin menyebabkan kegagalan intelijen yang paling memalukan dalam sejarah amerika.
Dalam resume singkat buku state of war yang dimuat dalam the guardian, risen menyatakan kegagalan operasi CIA mungkin saja terulang untuk kesekian kalinya. Sebelumnya badan intelijen ini juga tidak mampu memberikan penilaian intelijen sebelum perang irak digelar (pre war intelligence). Akibatnya, washington berkesimpulan irak bebar-benar mengembangkan senjata pemusnah masal.
Bencana spionase ini tentu saja tidak dilaporkan. Setelah insiden ini, CIA bahkan benar-benar “buta” di iran. Badan ini tak dapat memberikan gambaran intelijen tentang isu kritis yang dihadapi pemerintah amerika.
Presiden bush dan para pembantunya menjadikan kasus 2004 dan 2005 sebagai kesim,pulan bahwa iran bergerak cepat mengembangkan senjata nuklirnya. Namun komunitas intelijen amerika sejauh ini tidak mampu memberikan bukti-bukti yang menguatkan argumen bush.
Pada musim semi 2005, saat kegagalan operasi merlin, direktur CIA porter goss mengatakan kepada bush di gedung putih bahwa CIA benar-benar tidak tahu seberapa dekat iran menjadi negara dengan kekuatan senjata nuklir.
Namun yang lebih buruk dari itu adalah jauh di dalam “isi perut” CIA ada kehawatiran tentang nasib blueprint nuklir yang telah diberikan washington kepada teheran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H