Pak Yadi kemudian menghentikan laju sepeda kumbang dan menjawab, "Nggeh...".Â
Istri saya sedang masak sop iga untuk menu berbuka. Nah paling pas jika makannya nanti ditemani kerupuk pak Yadi (hehe..). Sudah lama juga saya jadi pelanggan setia pak Yadi. Setidaknya seminggu 3x keluarga saya beli kerupuk.
Kita boleh beli berapapun, dan pasti akan dilayani. Inilah kelebihan pak Yadi, disamping orangnya ramah dan sabar, ia juga profesional dalam menekuni pekerjaannya.
Tepat pukul 13.30WIB saya keluar rumah, dan baru sampai teras saja sudah merasakan cuaca begitu panas. Matahari seolah tak punya ampun sehingga panasnya maksimal sampai ke bumi.
Memang Ramadan tahun ini di kota saya sudah memasuki musim kemarau, sehingga wajar jika cuaca panas mewarnai perjalanan ibadah puasa.
"Bungkus 5 ribu pak!!!" ucapku kepada pak Yadi yang sedang berhenti dibawah pohon mangga. Mumpung ada kesempatan, ia mencari posisi teduh untuk menghela nafas.
Sambil membungkus kerupuk pesanannya, saya bertanya kepada pak Yadi, "Jenengan puasa pak?"
Pak Yadi menjawab, "Nggeh mas, inshaa Allah puasa jalan terus."
Wow, saya sangat kaget mendengar jawaban beliau. Di tengah terik matahari yang panasnya hingga ke ubun-ubun, pak Yadi masih sanggup menjalankan ibadah puasa.
Pak Yadi memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Anak pertama saat ini sedang kuliah di salah satu sekolah tinggi kesehatan melalui jalur undangan dan mendapatkan beasiswa. Sedangkan 2 anak lain masih sekolah di bangku SD dan SMA.