Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal "Lockdown" Sebagai Sebuah Repetisi yang Hampir Pasti

9 Januari 2021   23:28 Diperbarui: 10 Januari 2021   10:14 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lockdown| https://unsplash.com/photos/GQErOdSC2HQ

***

Saya cukupkan dua alasan itu saja karena sebenarnya masih banyak penjelasan dan mungkin bisa saya tulis dalam 3-4 artikel (hehe...). Saya berusaha menjaga pikiran dan perasaan positif sehingga tetap bisa produktif di tengah situasi yang penuh tantangan.

Pemahaman diatas menjadi penting bagi kita dalam mencermati fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Pada saat Anda salah dalam menggunakan RAS, maka akibatnya Anda berfokus pada hal-hal yang sebenarnya tidak Anda inginkan untuk ada.

Selain itu baik dan buruk pikiran serta perasaan Anda dapat saja dengan mudah menarik segala hal di alam semesta dan menjadi bagian dari hidup. Oleh sebab itu jika Anda menginginkan "you know who" itu musnah, maka hapus dia dari kamus kehidupan.

Pertama kali "you know who" itu datang ke Indonesia, sejatinya pemerintah sudah dengan sigap membentuk gugus tugas, kemudian mempersiapkan new normal hingga karantina wilayah. 

Semua itu dilakukan tidak lain bertujuan untuk menekan jumlah penyebaran. Tolong Anda garis bawah kalimat menekan jumlah penyebaran bukan melawan atau bahkan menghilangkan. 

Karena musuh kita tidak kasat mata. Bagaimana caranya kita melawan sesuatu yang tidak terlihat? Entah apakah itu "nature made disaster" atau "man made disaster" saya tidak mau terjebak pada dikotomi tersebut. 

Tidak penting juga kita cari-cari tahu karena toh pada intinya pandemi ini eksis dengan segala bukti nyata serta fakta empirisnya. Justru akan lebih bijak jika kita bersama-sama menebarkan informasi dan hal-hal positif serta konstruktif.

Dimulai dari mengajak lingkungan terdekat kita untuk sadar melaksanakan protokol kesehatan. Nggak ada ruginya kok hidup bersih, sehat dan bahagia. Malah kita bisa menikmati hidup yang sebenarnya. 

Inilah yang saya sebut dengan memfungsikan RAS secara ideal. Tidak terus-menerus menjadikan "you know who" topik utama. Namun lebih kepada bagaimana kita bersama-sama "menekan jumlah penyebaran".

Mungkin masyarakat sudah merasa jenuh atas kondisi ini sehingga banyak diantara mereka yang tidak tahan dan akhirnya berpasrah kemudian mengabaikan. Tidak menggunakan masker, tidak cuci tangan, masih sering berkerumun dan tidak menjaga jarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun