Akhir-akhir ini kita disuguhi dengan banyaknya pemberitaan kontroversial soal perilaku seorang ulama yang menyandang gelar Habib.Â
Kalau mau diingat lagi, beberapa waktu yang lalu juga ada Habib yang melakukan kekerasan penganiayaan hingga berakhir di hotel prodeo.Â
Apakah perilaku tersebut dapat dibenarkan? Dan bagaimana kita bisa memaknai gelar Habib dari perspektif yang berbeda?
Malam itu aku menyelesaikan bab terakhir buku yang sangat mencerahkan berjudul "Nur Muhammad, Penyebab Terciptanya Alam Semesta" karya Ir. Agus Haryo Sudarmojo. Aku sebut mencerahkan karena keseluruhan isi bukunya sarat akan pemikiran-pemikiran sufisme yang dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan (science).Â
Perpaduan filsafat, sains dan agama dikemas dalam sebuah literasi yang mudah dibaca serta dipahami siapa saja. Bagiku sendiri buku itu semakin menajamkan pemikiran tentang hakikat manusia dan alam semesta yang sesungguhnya.
Sudah sejak lama pertanyaan tentang bagaimana asal usul alam semesta ini terbentuk menjadi sebuah topik menarik yang diperbincangkan dan diteliti. Berikut empat teori populer hasil dari penelitian para ilmuwan tentang proses terbentuknya alam semesta.
Teori Kabut
Lebih dikenal dengan teori Nebula pertama kali dicetuskan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 yang disempurnakan oleh Imanuel Kant tahun 1775. Teori menjelaskan bahwa terbentuknya tata surya dimulai dari sebuah bola kabut raksasa.
Kemudian ada materi-materi yang terlepas dari bola kabut tersebut. Sementara bola kabut tetap panas menjadi matahari, materi-materi yang terlepas kemudian dingin dan berubah bentuk menjadi planet.
Teori Bintang Kembar
Polpuler pada tahun 1930-an, teori ini dikemukakan oleh seorang astronom asal Inggris bernama R.A Lyttleton. Mula-mula ada dua matahari kembar yang saling mengelilingi. Kemudia salah satu matahari ditabrak oleh bintang yang sedang melintas sehingga hancur berkeping-keping menjadi materi-materi kecil.
Materi-materi tersebut kemudian mengelilingi matahari dan berubah menjadi planet. Hal ini menjelaskan bagaimana Tata Surya terbentuk.Â
Setelah beberapa lama berkembangnya ilmu pengetahuan, teori ini tidak mampu menjelaskan bagaimana dengan planet-planet yang ditemukan diluar Tata Surya. Dari waktu ke waktu terus saja ditemukan bintang baru yang terdiri atas miliaran planet.
Teori Keadaan Tetap
Diperkenalkan pertama kali oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Mereka mengatakan bahwa alam semesta ini tidak ada awal dan tidak ada akhir.Â
Teori ini juga menganggap bahwa alam semesta tidak terhingga luasnya. Alam semesta dianggap selalu sama seperti ini dan tidak pernah berubah. Namun teori ini akhirnya dipatahkan oleh para fisikawan yang menemukan gelombang mikrokosmis dari teori ledakan besar.
Teori Ledakan Besar
Banyak dikenal dengan istilah Big Bang Theory, teori ini paling populer dan lebih banyak diakui serta diyakini kebenarannya. Pertama kali diusulkan oleh seorang kosmolog asal Belgia bernama Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927.
Teori ini meyakini bahwa terbentuknya alam semesta dimulai dari sesuatu super padat dan panas yang akhirnya meledak dan mengembang. Ledakan tersebut menimbulkan banyak sekali serpihan materi yang berubah bentuk menjadi Galaksi, Bintang, Tata Surya, Planet dan sebagainya. Diperkirakan usia alam semesta adalag 13.75 Miliar tahun.
Sains modern kemudian melengkapi penemuan-penemuan ilmuwan klasik. Salah satunya adalah Ilmuwan Sains asal Inggris Stephen Hawkins melalui bukunya "A Brief History of Time" mengemukakan dukungan atas teori Big Bang. Dia menjelaskan bahwa jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
NASA pada tahun 1989 turut mendukung kebenaran teori Big Bang. Penelitian pernah dilakukan dengan mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) untuk menemukan radiasi latar kosmis.Â
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan sisa ledakan raksasa pada awal terbentuknya alam semesta. Penemuan ini menjadi penemuan terbesar sepanjang sejarah dan mengukuhkan teori Big Bang dalam kehidupan modern.
***
Al Qur'an yang diturunkan 14 abad lalu sebenarnya sudah menjelaskan tentang konsep teori Big Bang ini. Di dalam surat Al Anbiya ayat 30 disampaikan bahwa.
Selanjutnya di dalam ajaran sufisme modern dikenal sebuah konsep yang disebut dengan Nur Muhammad. Muhammad yang sering kita pahami selama ini adalah seorang manusia istimewa anak dari ayahanda Abdullah bersama ibunda Aminah. Beliau diutus oleh Allah Swt sebagai nabi akhir zaman pembawa rahmat bagi sekalian semesta alam.
Namun ternyata Muhammad sebenarnya dapat dipahami lebih dalam lagi selain sebagai manusia yang hidup selama 63 tahun. Muhammad sebenarnya sudah ada jauh sebelum alam semesta ini tercipta.Â
Salah satu literatur tasawuf menjelaskan ketika Allah Swt berkehendak menciptakan alam semesta dimana pada saat itu tidak ada yang wujud selain Allah Swt. Allah kemudian mendesain blueprint yang menggambarkan diri NYA sejauh dan sedalam yang DIA kehendaki.
Desain tersebut ibarat cetakan dari semua makhluk yang akan DIA ciptakan setelahnya. Oleh sebab itu di sisi Allah semua makhluk adalah hidup karena mereka merupakan manifestasi atau tajalli dari zat yang Maha Hidup.
Hakikat Nur Muhammad adalah blueprint atau cetakan bagi seluruh alam semesta, hanya ada satu dan bersifat universal. Oleh karena semua makhluk di alam semesta pada dasarnya berasal dari satu sumber yang sama, meskipun tampaknya berbeda-beda tetapi hakikatnya mempunyai kesamaan makna.
Meskipun memiliki makna yang sama, tetapi Allah Swt tetap menjaga martabat (kedudukan) semua makhluk di alam semesta sesuai dengan peranan dan fungsinya masing-masing. Hal mana bertujuan agar sunnatullah alam semesta bekerja dengan baik.
Artinya sifat-sifat itu adalah bagian tak terpisahkan dari desain makhluk di alam semesta. Maka semua makhluk yang diciptakan dari desain hakika Muhammad tentu juga memiliki sifat-sifat Allah diatas.
Mereka semua hidup, berilmu, berkehendak, berkuasa, mendengar, berbicara dan melihat. Namun tentu saja menjadi "hak prerogatif"Â Allah Swt untuk mengatur sedemikian rupa alam semesta ini.Â
Ada makhluk yang Allah wujudkan sempurna dan menyadari akan kesempurnaannya dengan cara yang sempurna pula. Merekalah para nabi, rasul dan wali-wali Allah yang mulia.
Ada pula makhluk yang Allah wujudkan sempurna tetapi tidak menyadari kesempurnaannya dengan cara sempurna. Mereka inilah kita manusia awam pada umumnya.Â
Selanjutnya Allah juga mewujudkan makhluk yang hidup tetapi tidak menyadari kehidupannya yaitu hewan dan tumbuhan. Kemudian dengan kedudukan paling bawah adalah makhluk yang Allah tampakkan wujud kehidupannya dengan tidak hidup (benda-benda mati).
Melalui Nur Muhammad alam semesta ini tercipta sehingga kita semua pada prinsipnya berasal dari zat yang sama. Entitas Nur Muhammad sebagai makhluk yang Allah ciptakan pertama kali merupakan anugerah luar biasa kepada siapapun yang DIA kehendaki.
" Kecintaanku pada Muhammad itu mutlak. Selayaknya cinta pada diriku sendiri.Â
Segala rahmat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad dan seluruh keluarganya.Â
Dan kita sebagai umat mendapatkan pertolongan dari beliau hari ini, nanti dan seterusnya."
Kembali pada persoalan gelar Habib. Dengan konsep yang saya jelaskan sebelumnya, maka kita dapat memaknai "Habib" dari dua perspektif, dengan dua dimensi yang berbeda.
Dimensi Ragawi
Penjelasan dari Rabithah Alawiyah yakni organisasi pencatatan keturunan Nabi Muhammad SAW istilah Habib berasal dari kata Habaib yang artinya adalah keturunan Rasulullah yang dicintai.Â
Ketua Dewan Pimpinan Rabithah Alawiyah, Habib Zein bin Umar mengatakan bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW ada dari Sayyidina Husein dan Sayyidina Hasan yang disebut Assyarif. Keduanya keturunan dari Sayyidina Fatimah binti Muhammad dengan Ali bin Abu Thalib.
Tentunya penyandang gelar Habib haruslah mereka yang secara garis memang masih keturunan Nabi Muhammad SAW. Tidak semua orang boleh menggunakan gelar Habib karena harus ada validasi silsilah terlebih dahulu.
Secara prosedural hal ini sudah ada aturan dan lembaga resminya. Mungkin sekarang saya lebih menyoroti perihal perilaku Habib. Sudah kita sepakati bersama bahwa Habib adalah keturunan Nabi Muhammad SAW.Â
Maka sudah sepantasnya para Habib harusnya juga meneladani sikap dan perilaku Rasulullah.
#Shidiq (Jujur)
Sifat jujur akan melahirkan kepercayaan. Jujur kepada diri sendiri dan orang lain juga dapat menumbuhkan keyakinan serta keberanian dalam menghadapi ujian.
Kejujuran Rasullah sangat terkenal tidak hanya diakui oleh teman dekatnya, bahkan diakui juga oleh musuh-mushnya.Â
#Amanah (Dapat dipercaya)
Merupakan sifat yang mendorong untuk bertanggungjawab kepada diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Keberadaan sifat ini akan membangun hubungan interaksi sosial yang baik dan tidak merugikan.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW diberikan amanah di dalam menyebarkan agama Islam. Sebagai pembawa rahmat bagi seluruh manusia. Rasulullah melaksanakan tugas tersebut dengan oenuh tanggung jawab.
#Tabligh (Komunikatif)
Memiliki kecerdasan dalam berkomunikasi. Santun dan sopan dalam bertutur kata. Tidak menyakiti apalagi memprovokasi kebencian.
Seperti halnya Nabi Muhammad SAW menyampaikan semua ajaran Islam dengan upaya persuasif dan menghindari tindakan-tindakan brutal maupun represif.Â
#Fathonah (Cerdas)
Rasulullah terkenal sebagai seorang yang cerdas dan pandai. Selain itu sikap arif dan bijaksana juga selalu ditampakkan dalam kesehariannya. Selalu matang didalam pengambilan keputusan dan percaya diri.
Dimensi Tajalli (Manifestasi)
Melalui konsep Nur Muhammad sekarang kita menjadi paham bahwa pada dasarnya semua makhluk di alam semesta termasuk diri kita berasal dari satu sumber yang sama. Kita adalah manifestasi sifat-sifat yang dipunyai Sang Pencipta.
Dalam bahasa Arab, Habib berasal dari kata "hub" yang artinya dicintai atau mencintai. Mencintai Allah Swt dan Dicintai Allah Swt.
Jadi apakah perlu gelar bagi kita untuk mencintai Allah Swt dan dicintai Allah Swt? Apakah kita harus jadi keturunan Nabi Muhammad SAW agar mendapatkan cinta dari Allah? Bukankah kita hanya manifestasi?
 Jangan-jangan kita semua adalah "Habib"
"Kalaupun harus membenci, bencilah perilaku bukan orangnya"Â The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H