Pada era teknologi saat ini, manusia sangat dimanjakan dengan berbagai macam kemudahan. Misalnya untuk pesan makanan atau minuman tidak perlu datang ke warung atau restoran.Â
Cukup dengan mengaktifkan aplikasi seperti pesan antar makana, pesanan Anda sudah diantar langsung di depan rumah.Â
Contoh lain saat Anda ingin belanja, sekarang bisa dilakukan melalui media online, barang yang Anda inginkan dikirimkan via kurir. Tinggal tunggu beberapa hari sudah sampai. Sangat mudah bukan?
Di satu sisi berbagai macam kemudahan di atas memang menjadi keuntungan tersendiri, namun di sisi lain jika hal ini tidak diimbangi dengan baik, maka bisa-bisa Anda terjangkit gaya hidup "sedentari".
Gaya hidup sedentari adalah kebiasaan-kebiasaan dalam hidup yang tidak melibatkan banyak aktivitas fisik atau dengan kata lain minim bergerak.
Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya hidup sedentari identik dengan penyakit duduk atau sitting disease. Dikatakan demikian karena sebagian besar sedentari terdiri atas kegiatan-kegiatan dengan pengeluaran energi sangat rendah. Kalau istilah gaulnya ialah mager atau malas gerak.
Lebih memilih mengendarai kendaraan (motor atau mobil) daripada berjalan atau bersepeda, duduk berlama-lama mengerjakan tugas di kantor, menggunakan media sosial dan menonton televisi dalam jangka waktu berlebihan adalah sebagian kecil contoh gaya hidup sedentari.
Masalah gaya hidup sedentari ini telah mendunia, mengutip pernyataan WHO dalam jurnal bulan April 2020 menjelaskan bahwa perilaku sedentari adalah satu dari sepuluh penyebab kematian.
" Sedentary lifestyle is a major underlying cause of death, disesase and disability. Approximately 2 millions deaths every year are attributable to physical inactitvity, and preliminary "
Tak ayal gaya hidup terebut sangat berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Risiko akan semakin besar jika seseorang juga tidak mengatur pola makan seimbang, memiliki kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau minum minuman beralkohol.
Obesitas, penyakit ginjal, hepatitis, jantung koroner, kanker, dan kematian mendadak adalah contoh-contoh masalah kesehatan yang mungkin saja bisa dialami orang dengan perilaku sedentari.
Sebuah studi yang pernah dilakukan juga membuktikan bahwa perilaku sedentari bisa berakibat pada masalah kesehatan psikis hingga depresi.
Berbagai rutinitas pekerjaan yang dihadapi selama kurang lebih 8 jam juga menuntut Anda untuk selalu dalam keadaan prima. Bahkan sering kali ketika pekerjaan belum selesai, Anda harus ekstra time alias lembur.Â
Melihat fakta tersebut, maka berbagai risiko kesehatan fisik dan psikis akibat gaya hidup sedentari menjadi lebih besar dapat sering dialami oleh para pekerja kantoran.
Berikut ini adalah beberapa tips bagi pekerja kantoran untuk menghindari risiko gaya hidup sedentari sehingga bisa menjadi orang yang selalu sehat dan produktif setiap hari.
1. Perhatikan Posisi Duduk
Seharian menghadap personal computer atau netbook dengan posisi duduk bisa sangat melelahkan. Untuk menghindari sakit punggung dan leher, maka Anda perlu memperhatikan posisi duduk selama bekerja dikantor.
Dalam kondisi yang ideal, Anda wajib duduk dengan postur tubuh yang tegak. Jangan menekuk leher dan pertahankan bahu Anda selalu ke belakang.
Posisi kaki juga penting untuk diperhatikan. Biasakan kaki Anda selalu ada di lantai sehingga aliran peredaran darah lebih lancar.
Tidak jarang orang yang terlalu lama bekerja dengan meilhat komputer mengeluhkan sakit kepala dan masalah pengelihatan. Computer Vision Syndrome (CVS) adalah istilah bagi gangguan yang disebabkan oleh aktivitas yang terlalu lama menatap layar komputer.
Untuk menghindari hal tersebut Anda perlu memberikan jeda bagi kedua mata pada saat bekerja di depan komputer.Â
Anda harus memperhatikan durasi menatap layar komputer. Setiap 20 hingga 30 menit, cobalah untuk melihat ke titik lainnya di ruangan sekitar Anda.
Atau Anda bisa juga bangun dari kursi dan keluar untuk melihat suasana lain. Melihat taman di sekitar kantor, mengunjugi ruangan rekan kerja lain juga bisa Anda lakukan untuk memberikan jeda.
Dalam sehari umumnya seorang manusia membutuhkan minimal 2 hingga 2.5 liter air. Semakin banyak air yang kita minum semakin baik untuk kesehatan. Selalu sediakan air mineral di meja kerja Anda.Â
Perlu diingat bahwa air yang dimaksud di sini adalah air mineral bukan air berasa seperti teh, kopi atau soft drink. Air mineral bisa meringankan kerja ginjal Anda apalagi jika dalam posisi duduk yang sangat lama.
4. Lakukan Gerakan Kardio Ringan
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa gaya hidup sedentari sangat membatasi Anda dalam bergerak. Kondisi ini tentu dialami oleh Anda yang bekerja di kantor.
Oleh sebab itu untuk meminimalkan risiko masalah akibat sedentari, Anda perlu melakukan peregangan di sela-sela waktu kerja. Dengan melakukan peregangan berarti Anda juga sekaligus melonggarkan otot dan memperbaiki postur tubuh.
Lakukan gerakan-gerakan kardio ringan seperti berjalan naik turun tangga daripada menggunakan lift, sit up atau push up 10 kali, dan sebagainya.Â
5. Berolahraga Secara Rutin
Sempatkan berolahraga selama 30-40 menit sehari untuk menjaga kebugaran tubuh Anda. Dengan tubuh yang bugar dan sehat dapat mencegah risiko kesehatan akibat dari perilaku sedentari.
" Bekerja memang sebuah kebutuhan, namun menjaga kesehatan juga menjadi keharusan bagi kita "Â The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H