"Oh gitu. Kalau dijadikan istri kedua saya mau gak?"
Hei, hei. Apa-apaan ini?
Aku pun kali ini sedikit marah. Untuk apa mempertanyakan hal seperti itu? Ini uji kebangsaan atau apa sih sebenarnya?
"Tidak, pak,"
"Apakah ibu masih punya hasrat?"
Seketika itu juga aku ingin langsung beranjak dari tempat tersebut. Ini sudah keterlaluan.
"Maaf, kenapa bapak bertanya seperti itu, ya? Dan bukan hanya yang tadi, tapi sebelum-sebelumnya? Untuk keperluan apa?" ucapku dengan nada setenang mungkin
"Ya, saya sih gak tahu. Saya hanya disuruh menanyakan hal ini kepada ibu,"
Aku pun menghela nafas panjang.
"Ada berapa pertanyaan lagi?"
"Sedikit kok, sebentar lagi selesai," ucap pria itu