Baiklah disini disampaikan Narasi Pidato Lengkap Presiden Joko Widodo.
Suasana dalam tiga bulan ke belakang ini dan ke depan mestinya yang ada ada adalah suasana krisis. Kita semua yang ada di sini sebagai pemimpin bagi penanggung jawab kita yang berada di sini bertanggungjawab kepada 260 juta penduduk Indonesia.
Tolong garis bawahi dan perasaan itu tolong sama, kita sama. Ada sense of crisis yang sama harap sayang coba yang sama. Hati-hati. OECD (Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi) terakhir, sehari-dua hari yang lalu menyampaikan bahwa growth atau pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6%, tidak sampai ke 7,6%, 6% sampai 7,6% minus. Bank Dunia menyampaikan bisa 5. Perasaan harus sama kita harus ngerti ini jangan biasa-biasa saja jangan linier, jangan menganggap ini normal.
Bahaya sekali kita. Saya melihat masih banyak kita menganggap ini normal yang saya lihat bapak, ibu, dan saudara masih ada yang lihat ini masih normal. Berbahaya sekali kerja masih biasa-biasa saja. Harus ekstra luar biasa, extra ordinary. Perasaan ini tolong sama kita harus sama perasaannya kalau ada berbeda satu saja udah berbahaya.
Jadi tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita suasana adalah harus suasana krisis. Jangan menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini artinya itu ada semuanya jangan memakai hal-hal yang standar pada suasana krisis. Manajemen krisis sudah berbeda semuanya.
Kalau perlu pakai kebijakan perpu ya perpu saya keluarkan. Kalau perpres, ya perpres saya keluarkan. Kalau saudara-saudara sudah punya peraturan menteri negara keluarkan menangani negara tanggung jawab kita kepada 267 juta rakyat kita.
Saya lihat masih banyak ditanya yang seperti biasa-biasa saja jengkelnya di situ. Apa gak punya perasaan ini suasana krisis.
Yang kedua, saya peringatkan belanja-belanja di kementerian. Saya lihat laporan masih biasa-biasa saja segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya karena uang beredar akan semakin banyak konsumsi. Belanja-belanja Kementerian tolong dipercepat jangan lama keluarkan peraturan menterinya.
Ini agar cepat kalau perlu dikeluarkan koperasi untuk pemulihan ekonomi nasional. Misalnya contoh bidang kesehatan dianggarkan Rp 75 triliun. Rp 75 triliun baru keluar 1,53%. Coba masyarakat itu dikeluarkan dengan penggunaan penggunaan yang tepat sasaran sehingga mentrigger ekonomi.
Pembayaran tunjangan untuk dokter segera keluarkan. Untuk dokter spesialis untuk tenaga medis segera keluarkan. Belanja-belanja segera keluarkan ini sudah disediakan Rp 70-an triliun seperti ini.