dok Setneg
Sudah lama juga tidak mendengar kosa kata " Jengkel". Sampai sampai kita lupa apa makna sebenarnya Jengkel dalam pergaulan sehari hari.  Baiklah kita lihat sejenak ke Kamus Umum Bahasa Indonesia apa itu  arti Jengkel sekalian meruntut ke perasaan Mangkel.
jengkel/jeng·kel/ /jéngkél/ a kesal (tentang perasaan); mendongkol: saya merasa -- karena ia tidak mau mengindahkan nasihat saya;
menjengkeli/men·jeng·keli/ v merasa (menaruh) kesal pada: kebanyakan orang kampung ~ nya karena tingkah lakunya yang angkuh dan serakah;
menjengkelkan/men·jeng·kel·kan/ v 1 menyebabkan (orang) merasa kesal; membuat jadi kesal: ia sering ~ ibunya; 2 menimbulkan rasa jengkel tentang suatu hal: ia jatuh sakit karena kelakuan anaknya yang ~;
kejengkelan/ke·jeng·kel·an/ n perasaan kesal; perasaan mendongkol; kekesalan hati
Ternyata makna jengkel banyak juga.  Disana diterangkan bercampur baur perasaan kesal dan  mendongkol melihat tingkah laku seseorang yang tidak mengindahkan nasehat (perintah). Jengkel bisa dipendam dalam hati .  Ketika kejengkelan tak tertahan lagi maka diungkapkan disertai kemarahan oleh seseorang pada posisi memiliki kewenangan.
Objek kejengkelan pastilah oknum anak buah, terlepas dia buruh biasa, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/Polri  bahkan seorang Menteri Kabinet. Presiden Jokowi menyampaikan rasa jengkel sedikit emosi jelas dari nada suara agak tinggi.  Pantas  sekali Bapak Presiden Marah. Bisa jadi sudah lama di tahan tahan namun tidak ada perubahan maka ke jengkelan itu akhirnya diutarakan di sidang kabinet.
Hebatnya lagi Presiden Republik Indonesia menyampaikan  pidato tanpa teks.  Hal ini menyiratkan apa-apa yang disampaikan sudah lama menggumpal terpendam dalam hati. Kumulatif rasa tidak puas atas kinerja oknum pejabat selama 3 bulan mengatasi pandemi covid 19 yang menganggap covid 19 biasa biasa saja. Tidak ada sense of crisis.
Kejengkelan Bapak Presiden akan berlanjut. Inilah sinyal jelas bahwa akan terjadi reshuffle. Beliau sudah mengingatkan jajaran kabinet agar bekerja extra ordinary.  Bekerja luar biasa sepenuh hati sesuai dengan bidang tugas masing masing.  Tidak ada waktu berleha leha wajao Para Menteri dan jajarannya.
Sekretariat Presiden mengunggah video berisi arahan Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020. Dalam arahan itu, Jokowi mengutarakan kekecewaan terhadap penanganan Covid-19
Baiklah disini disampaikan Narasi Pidato Lengkap Presiden Joko Widodo.
Suasana dalam tiga bulan ke belakang ini dan ke depan mestinya yang ada ada adalah suasana krisis. Kita semua yang ada di sini sebagai pemimpin bagi penanggung jawab kita yang berada di sini bertanggungjawab kepada 260 juta penduduk Indonesia.
Tolong garis bawahi dan perasaan itu tolong sama, kita sama. Ada sense of crisis yang sama harap sayang coba yang sama. Hati-hati. OECD (Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi) terakhir, sehari-dua hari yang lalu menyampaikan bahwa growth atau pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6%, tidak sampai ke 7,6%, 6% sampai 7,6% minus. Bank Dunia menyampaikan bisa 5. Perasaan harus sama kita harus ngerti ini jangan biasa-biasa saja jangan linier, jangan menganggap ini normal.
Bahaya sekali kita. Saya melihat masih banyak kita menganggap ini normal yang saya lihat bapak, ibu, dan saudara masih ada yang lihat ini masih normal. Berbahaya sekali kerja masih biasa-biasa saja. Harus ekstra luar biasa, extra ordinary. Perasaan ini tolong sama kita harus sama perasaannya kalau ada berbeda satu saja udah berbahaya.
Jadi tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita suasana adalah harus suasana krisis. Jangan menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini artinya itu ada semuanya jangan memakai hal-hal yang standar pada suasana krisis. Manajemen krisis sudah berbeda semuanya.
Kalau perlu pakai kebijakan perpu ya perpu saya keluarkan. Kalau perpres, ya perpres saya keluarkan. Kalau saudara-saudara sudah punya peraturan menteri negara keluarkan menangani negara tanggung jawab kita kepada 267 juta rakyat kita.
Saya lihat masih banyak ditanya yang seperti biasa-biasa saja jengkelnya di situ. Apa gak punya perasaan ini suasana krisis.
Yang kedua, saya peringatkan belanja-belanja di kementerian. Saya lihat laporan masih biasa-biasa saja segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya karena uang beredar akan semakin banyak konsumsi. Belanja-belanja Kementerian tolong dipercepat jangan lama keluarkan peraturan menterinya.
Ini agar cepat kalau perlu dikeluarkan koperasi untuk pemulihan ekonomi nasional. Misalnya contoh bidang kesehatan dianggarkan Rp 75 triliun. Rp 75 triliun baru keluar 1,53%. Coba masyarakat itu dikeluarkan dengan penggunaan penggunaan yang tepat sasaran sehingga mentrigger ekonomi.
Pembayaran tunjangan untuk dokter segera keluarkan. Untuk dokter spesialis untuk tenaga medis segera keluarkan. Belanja-belanja segera keluarkan ini sudah disediakan Rp 70-an triliun seperti ini.
Bansos yang ditunggu masyarakat segera keluarkan. Kalau ada masalah lakukan tindakan-tindakan lapangan meskipun sudah lumayan tapi baru lumayan. Ini harus extraordinary harusnya 100 persen.
Di bidang ekonomi juga sama. Segera stimulus ekonomi bisa masuk keusaha kecil, usaha mikro. Mereka nunggu semua jangan biarkan mereka mati baru kita bantu gak ada artinya. Berbahaya sekali kalau perasaan kita seperti gak ada apa-apa. Berbahaya sekali.
Usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, usaha gede, perbankan, semuanya berkaitan dengan ekonomi manufaktur, industri terutama yang padat karya.
Beri prioritas pada mereka supaya gak ada PHK. Jangan sudah PHK gede-gedean duit rupiah pun belum masuk ke stimulus ekonomi kita hanya gara-gara urusan peraturan-peraturan. Ini extra ordinary.
Saya harus ngomong apa adanya, nggak ada progres. Yang signifikan gak ada. Kalau mau minta perpu saya kasih perpu sudah ada, belum cukup untuk rakyat untuk negara saya pertaruhkan reputasi politik saya.
Sekali lagi tolong ini betul-betul dirasakan. Jangan sampai ada hal yang justru mengganggu kaki langkah-langkah extra ordinary. Betul-betul dan saya membuka langkah-langkah politik langkah-langkah kepemerintahan akan saya buka. Langkah apapun akan dilakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara, bisa aja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah pikiran kemana-mana saya. Entah buat perpu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan karena memang suasana ini harus ada.
Suasana ini tidak. Bapak/ibu tidak merasakan itu, sudah. Artinya tindakan extra ordinary keras akan saya lakukan. Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan.
Saya betul-betul minta pada bapak, ibu, dan saudara sekalian mau mengerti memahami yang saya sampaikan. Kerja keras dalam suasana ini sangat diperlukan. Kecepatan dalam suasana seperti ini sangat diperlukan. Tindakan-tindakan di luar standar saat ini diperlukan dalam manaemen krisis. Sekali lagi kalau payung hukum masih diperlukan saya akan siapkan.
Rekaman video Pidato Presiden https://www.youtube.com/watch?v=LbLiGwfwlu4
Demikian narasi pidato seorang Presiden yang di anggap sudah pada puncak kejengkelan. Beliau sampai sampai mengatakan bersedia mempertaruhkan karier politik dirinya demi menyelamatkan 267 juta rakyat Indonesia. Luarbiasa serius.
Point yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa kewajiban seorang pemimpin itu mengendalikan seluruh gerak langkah anak buah. Â Bolehlah seorang Presdien di sebut sebagai Manusia Semua Urusan bersebab beliau mempunyai tanggung jawab moral kepada 267 Juta Rakyat Indonesia. Â Beliau harus memastikan bahwa pekerjaan para menteri sesuai dengan visi misi kabinet.
Kalau tidak ada perubahan bisa jadi kejengkelan akan menjelma menjadi sikap mangkel.  Selanjutnya  berbuah pada keputusan mengganti sosok yang tidak mampu mengikuti irama kerja bernuansa sense of crisis.  Ketika anak buah bisa di bina ya diapakan begitu Pak Presiden.  Dari pada jadi benalu yang merusak kinerja kabinet. Â
Satu lagi yang membuat saya ikut ikutan jengkel dan juga mungkin anda ketika memperhatikan unggahan kejengkelan Presdien Republik Indonesia baru disiarkan ke publik setelah 10 hari kemudian. Â Ada apa ini, mudah mudahan keterlambatan berita nasional penting menyangkut masa depan Indonesua Raya tidak menambah kejengkelan Presiden Joko Widodo.
Salamsalaman
BHP. 29 Juni 2020
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H