Tegas ya Bang Taufik, bukan mencari untung tetapi mencari pelanggan.  Boleh juga dicontoh.  Bada subuh kedai Obat Lapar sudah melayani pelanggan.  Pelanggan pertama adalah sopir sopir  mikrolet jurusan Pasar Induk - Kampong Melayu. Kini mikrolet itu tidak lagi membawa penumpang orang namun sudah beralih di carter / disewa pedagang  sayursayuran,  buah buahan dan sembako lainnya.
Pembeli terus berdatangan. tetiba seiring awak selesai menikmati nasi uduk Bang Taufik menggeser gerobaknya masuk kedalam. Â Oh rupanya sudah habis. Â Luar biasa laris sehingga seorang pemotor tampak kecewa karena pagi hari itu tak kebagian obat lapar. Di gerobak tertulis pula kosa kata Drive Thru. Ahai anak betawi ini memang orang sekolahan rupanya. Â Diapun melayani para pemobil yang singgah sejenak 3 menit tidak turun dari mobil dan nasi uduk obat lapar sudah bisa dibawa pulang.
Nah bertambah lagi daftar langganan awak terkait  kuliner. Jadilah pelanggan dalam janji dalam hati satu saat akan kembali.  Pasalnya nasi uduk memang banyak tetapi nasi uduk Obat Lapar memiliki nilai tambah karena dikelola secara profesional pada skala  kedai dipinggir jalan. Sebelum berangkat meneruskan perjalanan, awak ditawarkan minum khas betawi berlabel Bir Pletok.  Ok sudah ada bahan  tulisan selanjutnya yang juga milik Keluarga Besar Bang Taufik
bhp14112019
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H