Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mukidi Error

28 Agustus 2016   19:06 Diperbarui: 28 Agustus 2016   19:59 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mukidi  Story

Mukidi mengajak istri ke pasar malam. Mereka menikmati keramaian sambil bergandeng tangan. Berhubung malam minggu maka pengunjung membludak sampai terdesak desak.

Takut terpisah dengan istri tercinta genggaman tangan dipererat. Tiba tiba terdengar suara menjerit kesakitan ditambahi ucapan :

 "dasar tua bangka ganjen".

Mukidi kaget ucapan itu bukan dari istri tapi nona cantik bohay.

Salah gandeng rupanya. Mukidi terpisah dengan istri. Mukidi cemas setelah mencari kesana sini istri belum ketemu juga.

Tiba tiba sayup sayup terdengar nama Mukidi dipanggil lewat pengeras suara. Panggilan itu diulang berkali kali.

"Saudara Mukidi ditunggu di depan pintu keluar, dari Markonah"

Mukidi Ge er alias gede rasa 

"wah nama ku sekarang sudah terkenal" 

Saking senang dan gembira Mukidi tidak memperhatikan lagi isi pengumuman. Langsung saja pulang. Sampai di rumah dia mau cerita sama istri perihal namanya di sebut sebut terus di pasar malam.

Mukidi kaget. Istri koq tak ada dirumah ... 

Catatan

Peristiwa ini  ketika Mukidi berusia 83 tahun, Beliau di diagnosa dokter pribadi menderita penyakit pikun kronis. Cirivorang pikun  mudah lupa. Apabila pada waktu yang bersamaan mengerjakan 2 atau lebih kegiatan maka salah satu dari pekerjaan itu pasti gagal dilakukan karena lupa. Kemampuan memory permanent untuk kosentrasi menurun drastis seiring dengan bertambahnya usia.

Hal ini bisa terjadi apabila di usia muda seseorang itu jarang membaca apalagi menulis. Bisa jadi dia masih bisa berpikir dan bertindak wajar sampai usia pensiun karena otaknya mendapat tantangan.

Namun ketika memasuki usia pensiun seorang retired harus tetap melakukan pekerjaan yang melatih optaknya agar tidak stagnant, Seandainya tantangan itu tidak ada lagi maka lambat laun proses pikun mulai terjadi.

Mukidi bisa error begitu bersebab dia lebih banyak menggunakan otak kanan. Otak kirinya tidak terlatih sehingga dia berpeluang ber resiko menderita penyakit pikun. Dalam kondisi seperti itu Mukidi atau warga seumurnya tetap happy dalam kepikunan walaupun terus terang kelakuannya merepotkan keluarga terdekat.

Salamsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun