Mukidi  Story
Mukidi mengajak istri ke pasar malam. Mereka menikmati keramaian sambil bergandeng tangan. Berhubung malam minggu maka pengunjung membludak sampai terdesak desak.
Takut terpisah dengan istri tercinta genggaman tangan dipererat. Tiba tiba terdengar suara menjerit kesakitan ditambahi ucapan :
 "dasar tua bangka ganjen".
Mukidi kaget ucapan itu bukan dari istri tapi nona cantik bohay.
Salah gandeng rupanya. Mukidi terpisah dengan istri. Mukidi cemas setelah mencari kesana sini istri belum ketemu juga.
Tiba tiba sayup sayup terdengar nama Mukidi dipanggil lewat pengeras suara. Panggilan itu diulang berkali kali.
"Saudara Mukidi ditunggu di depan pintu keluar, dari Markonah"
Mukidi Ge er alias gede rasaÂ
"wah nama ku sekarang sudah terkenal"Â
Saking senang dan gembira Mukidi tidak memperhatikan lagi isi pengumuman. Langsung saja pulang. Sampai di rumah dia mau cerita sama istri perihal namanya di sebut sebut terus di pasar malam.
Mukidi kaget. Istri koq tak ada dirumah ...Â
Catatan
Peristiwa ini  ketika Mukidi berusia 83 tahun, Beliau di diagnosa dokter pribadi menderita penyakit pikun kronis. Cirivorang pikun  mudah lupa. Apabila pada waktu yang bersamaan mengerjakan 2 atau lebih kegiatan maka salah satu dari pekerjaan itu pasti gagal dilakukan karena lupa. Kemampuan memory permanent untuk kosentrasi menurun drastis seiring dengan bertambahnya usia.
Hal ini bisa terjadi apabila di usia muda seseorang itu jarang membaca apalagi menulis. Bisa jadi dia masih bisa berpikir dan bertindak wajar sampai usia pensiun karena otaknya mendapat tantangan.
Namun ketika memasuki usia pensiun seorang retired harus tetap melakukan pekerjaan yang melatih optaknya agar tidak stagnant, Seandainya tantangan itu tidak ada lagi maka lambat laun proses pikun mulai terjadi.
Mukidi bisa error begitu bersebab dia lebih banyak menggunakan otak kanan. Otak kirinya tidak terlatih sehingga dia berpeluang ber resiko menderita penyakit pikun. Dalam kondisi seperti itu Mukidi atau warga seumurnya tetap happy dalam kepikunan walaupun terus terang kelakuannya merepotkan keluarga terdekat.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H