Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Strawberry Need Rain"

27 Januari 2019   06:17 Diperbarui: 27 Januari 2019   07:09 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu Teh Titin dengan senang hati bercerita tentang kebiasaan di sekitar Lembang. Ya makin banyak warga tertarik dengan berkebun buah warna merah itu. Mengingat bisa dilakukan oleh petani yang ladangnya terbatas. Di samping strawberry bisa diolah menjadi selai strawberry, ice cream, juice atau lainnya.  

"Atau dijual eceran di tepi jalan," kata Titin bak seorang juru bicara bagi warga Lembang yang masuk wilayah Bandung Barat itu.

"Gitu, ya Teh?"

"He-eh."

Aku pun mengakuinya. Kenapa juga berani seorang diri ke tempat ini? Kalau tak  dikelola secara baik, benar dan enak untuk dikunjungi, pasti aku tak betah. Tepatnya tak berani. Meski kebun-kebun strawberry sekarang di sini makin banyak, aku memilih ke tempat Teh Titin bekerja. Tempatnya yang nyaman dan tidak hiruk-pikuk. Pas untuk seorang pelarian dari kraudit Jakarta, sedangkan Bandung saja sudah macet. Aku lebih memilih Lembang, di mana pernah diciptakan lagu Melati dari Jayagiri oleh Iwan Abdurrahman, dan dinyanyikan Bimbo.

Apalagi sekarang menemukan Donny. Lelaki berkumis, dan seterusnya. Maksudnya menarik, meski diawali dengan tabrakan. Apa ini yang disebut sengsara membawa nikmat? Hadeuh.  

"Aku jadi ingin sering-sering ke sini. Ini karena tangan-tangan kreatif. Bisa menjual buahnya dan menjual suasana. Iya kan?" kataku pelan seperti pada diri sendiri.

"Kenapa memang, Mbak Ella?" tanya Teh Titin ingin menegaskan, menyadarkanku.

Kugelengkan kepala. Masak terus terang. Apalagi kalau akan menyakitkannya, kalau dikira aku menyerobot Donny.

"Tadi katanya Mas Donny bertabrakan dengan Mbak Ella, ya?" tanyanya, mengagetkan.

Aku melongo. Sungguh ini tidak elok. Apalagi kalau bisa terbaca secara tepat oleh Titin. Wajahku saat itu merah seperti straberry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun