Orang-orang tak terkejut ketika mendengar Efzet jatuh pingsan bergedebuk di kantornya.
"Bahkan perut gendutnya dulu yang menghantam lantai. Masih untung berkarpet tebal merah."
"Gak berdarah?"
"Hidungnya."
"Hidungnya?"
"Mulutnya."
"Mulutnya?"
"Ya."
"Pantas. Mulutnya kan kayak comberan."
Bersliweran orang komentar tentang lelaki berkacamata itu, lelaki yang merasa punya kesaktian dengan mulut embernya. Berkekuatan di perut gendutnya. Dengan kacamata penajam ke luar untuk komentar-komentar berbusa air liurnya.
Efzet mati!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!