Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

ICD, Mesem di Ngasem

18 Mei 2017   14:00 Diperbarui: 18 Mei 2017   14:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

18402284-10155398410839885-8428448861051626894-o-591d4377317a61795a2d60df.jpg
18402284-10155398410839885-8428448861051626894-o-591d4377317a61795a2d60df.jpg
Memang. Ini acara komunitas yang disebut terbesar diadakan di Jogja oleh Kompasiana dan Tribun Jogja – sedulur bisnis-e. Seenggak-enggaknya para pehobi Kla Project Ness bisa membeli satu set album dari grup yang kondang dengan Jogjakarta:

Pulang ke kotamu/ ada setangkup ....

Memilin-milin hati, ketika menjadi back sound di Ngasem sesiangan-sore hingga ada Jazz Mben Senen yang melantun lagu-lagunya mampu menggoyang-goyangkan kepala atau jempol, hehehe. Mestinya, ini diperbanyak untuk musik dengan improvisasi dan harmoni di Bumi Mataram – sebelah belakang Ngasem itu Tamansari, lho ya. Masih kawasan Kraton Ngayogjokarto Hadiningrat.

dolanan bocah
dolanan bocah
 Sementara di booth lain ada segerombolan anak muda dengan kreasinya: macem-macem pula. Lha, mau belajar fotografi ala jarum mentul, eh lubang jarum ya ada. Atau mereka yang asyik bermusik dengan alat musik ala kadarnya – namanya Nada Irama – tapi musikalitasnya ini Jogja Kang! Oke. Dem-dem ...! (Suara bass itu).

Trus inyong ngikuti dengan hati kebat-kebit. Ndak punya tambatan hati, sih. Kalau ada, coba! Wiiiih. Gadis tak langsing – yang langsung dan rada-rada semlohai – pun gak apa. Asal bibirnya kayak Farah Fawcett itu lho! Tipis dan basah. Yang bisa nembang dengan suara merdu: Oh, aku rinduuuu ...!

Jeda!

Maghrib, dan lampu-lampu berpendaran, spotlight di panggung pun mulai berkelok-kelok. Sebagian penonton sudah di amphi theatre – kira-kira gitu, deh! – menghadap ke panggung yang masih diisi dengan kocak tapi gurih kata-katanya. Ya, ya ya Sang Pembaca Acara laki-laki itu terus seronok menggoda mereka yang akan menerima hadiah dari Kompasiana. Satu tas kain putih.

ngasem-penonton-591d445b7fafbd6557d1fbef.jpg
ngasem-penonton-591d445b7fafbd6557d1fbef.jpg
“Kamu malem Mingguan kok pakene sendal jepit, to?” tanyanya kepada seorang lelaki muda bertubuh tinggi rada besar.

Cengar-cengir dia! Tak dia saja yang dikerjain. Namun ketika dua wanita muda – mahasiswi yang naik ke panggung – tak lepas dari sentilan-sentilan khas Jogjanan. Hingga Jogja Hip Hop ...yang mampu menggerakkan penonton, tak cuma yang ikut berpatisipasi dalam ICD seperti awal lirik lagu yang inyong kutip.

Jogja ...Jogjaaa ....Jogja Istimewa!

a-ngasem-ts-591d466bd893737726d2ed7f.jpg
a-ngasem-ts-591d466bd893737726d2ed7f.jpg
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun