Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rembulan di Permukaan Kolam Kecil

16 Mei 2017   06:30 Diperbarui: 16 Mei 2017   14:27 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jadi ....”

“Aku nggak ingin kau menghempaskannya ....”

“Dari?”

“Kenyataan. Kalau kau ini benar seperti yang ada kesamaan-kesamaan di antara kita.”

“Misal?”

“Aku punya tahi lalat tersembunyi, dan kau ada andeng-andeng di situ juga.”

Aku tertawa.

“Iiiih ...!”

Aku tak ingin menimpali seruan manja Tika itu. Biar itu menjadi milik kebiasaannya. Khas wanita yang kangen panjang pada buaian sentuh jemari lentik yang kupunya. Yang bisa menggelitik hati banyak kepada wanita. Namun tak pernah kugunakan. Untuk apa? Aku bukan lelaki seperti yang dibayangkan banyak wanita yang kenal denganku. Hanya karena aku punya sesuatu yang bisa meruntuhkannya.

“Kita bobok, yuk.”

Ia menggeleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun