Lalu lelaki itu kembali memberi isyarat kepada para pengiringnya. Sambil berbisik.
“Ini, Bu,” katanya sambil menyerahkan sejumlah uang.
Ibu itu menerima. Dan tetap menangis.
“Bagaimana nasib anakku ....”
“Ya, ya. Ini hanya sementara. Karena anak Ibu akan masuk surga.”
Laki-laki itu bangkit dan menepuk-nepuk punggung Ibu yang masih sesengukan.
Aku tak mampu melihat itu. Juga takkan menuliskannya. Aku ke luar dan langsung meninggalkan gubug derita itu.
***
Angkasapuri, 17/1/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H