Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dipertemukan Hujan Sore di Terminal Leuwi Panjang

20 November 2016   14:27 Diperbarui: 20 November 2016   15:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.ukmkesenianuniversitasjember.com

“Lia sendiri?”

“Lia sendiri apa?”

“Mengejar mimpi yang tak pasti!”

Gadis berkaus lengan panjang hitam itu mendengus. Kesal.

“Kuingatkan, ya!” katanya dengan ditekan, menahan marah. “Aku melanjutkan apa katamu. Kalau aku ... bisa menjadi besar kalau aku ke Jakarta. Menjadi ...ah! Sudahlah....”

Aku mulai mengambil paha ayam yang tidak panas itu. Kucolekkan ke sambal di cobek.

“Kaulupa?”

Aku memejamkan mata. Lalu kutatap ia, Lia. Nasi sekepal kuangsurkan ke bibirnya yang masih basah seperti dulu-dulu. Lalu, kusertakan sepotong suwiran ayam yang sudah dipolesi sambal terasi.

“Sayurnya ....” desisnya di sela-sela makanan yang diudap. Matanya mengerjap ...ah!

Namun aku melakukan apa yang diperintahkan. Dan ketika sawi itu ujungnya hendak melewati sepasang bibirnya, ia memajukan. Agar sayuran itu lebih masuk. Dan, seperti yang kuduga. Ia menggigit jemariku. Lama.

“Banyak orang ngeliat ....”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun