Dia mengangguk-angguk.
“Boleh saja. Tapi kan pemikirannya tetap ke sini ….”
Aku mengernyitkan kening.
“Dari mana tahu?”
Ia menoleh ke arah ST.
“O.”
“Jadi, benar, kan?”
Aku garuk-garuk kepala. Bingung.
“Bolehlah. Juga tulisan-tulisan njenengan yang ….”
“Selalu tak sejalan dengan kebijakan Anda.”
Ia tampak menelan ludah. Lehernya naik-turun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!