Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerita Bangun Tidur dan Lapar

5 Juni 2016   08:01 Diperbarui: 6 Juni 2016   00:41 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku masih berdiri dengan kedua tangan berteletekkan di atas meja kosong. Bingung. Tak mengerti mesti berbuat apa.

“Masih mengharap Tuhan memberimu makan?”

Aku tatap dia, aku marah. Kenapa Tuha dibawa-bawa? Istriku melengos. Sambil tertawa.

“Apa maksudmu tertawa?”

Ia menyahut dengan cepat. Seraya terus berlalu ke ruang depan yang gersang dengan tanaman. Tanaman di halaman rumah sebagian sudah mati. Karena kami miskin, tak bisa berbuat banyak. Tak mungkin menyiangi tanaman-tanaman itu.

“Masih mau makan?”

“Ya ...,” sahutku lemah.

Dia tertawa.

“Senang benar kau tertawa. Mentertawakanku ....”

Dia cepat berbalik badan. Lalu berjalan dengan mantap. Dengan mata yang mencorong. Dan ia sudah mengacungkan telunjuknya. Lalu mendarat di kening.

“Ini puasa tauuuu ...!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun