Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Cerpen) Percakapan Pagi di Pantai Sanur

16 April 2016   06:14 Diperbarui: 16 April 2016   06:26 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bisa dibilang begitu. Ya, soal manusia-manusia ibukota, yang sok pintar. Sok modern. Tapi sebenarnya keblinger?”

 “Keblinger?”

“Salah jalan. Banyak yang seperti itu.”

 “O.”

“Ya, saya tahu karena saya dari daerah Jawa Tengah, lalu menjadi anggota Dewan di Senayan.”

 “O, Bapak ....”

Ia tertawa masam. Seraya menepiskan tangan. Seperti ingin mengatakan, lupakan saja. Lalu melanjutkan, “Kalau Pak Made ada di dalamnya, wah... tak seindah yang dibayangkan. Ya bayangan orang-orang tentang wakil rakyat.”

 “Tapi ...kan tetap enak. Gajinya gede. Kadang ke luar negeri. Ya, setidaknya seperti sekarang inilah, Pak. Ke Bali beberapa hari dengan istri.”

 ”Benar. Tapi maksud saya, ya keadaan di sana. Orang-orangnya ....”

“Para wakil rakyat itu, maksudnya?”

“Apalagi?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun