“Jangan bela dia. Ini masalah ….”
“Masalah apa, Sep?”
“Ya, kentut. Kan ini menyangkut serangan membabi-buta di antara kita. Nggak jantan dong. Masak sedang membicarakan teror di Sarinah Thamrin dan pilem ….apa? Iya, pilem Heat, kok malah dia kentut. Itu sama sekali ndak seperti Afif ….”
Kromodongso garuk-garuk kepala.
“Argumentasimu itu, lho Sep.”
“Meyakinkan, kan?”
“Iya.”
“Nah!”
“Tapi salah.”
“Kok?” ia menelisik ke wajah Kromodongso.
“Karena aku yang kentut ….maaf, maaaf …!”