“Arek takkan mengenal kata menyerah. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung …!”
Bum!
Bersamaan hentakkan kaki ke bumi, Eyang ambruk kalau tak segera ditopang Ratri.
“Aku pengin kamu ….”Ratri mengangguk-angguk. “Setidaknya, Eyang pernah main drama dan mendapat masukan dari temen-temen pejuang. Mereka pahlawan ….walau ndak tertulis.”
Ratri tersenyum. “Eyang juga pahlawan Ratri.” Lalu ia mendudukkan eyangnya di pekarangan belakang rumah. Dan berdiri. Menirukan gaya eyangnya tadi yang menjelma bak seorang pejuang gagah.
***
Thamrin Sonata nomor 32
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!