Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Car Free Day, HBKB dan Area Terbuka Mingguan Semua Warga

30 September 2015   16:42 Diperbarui: 30 September 2015   17:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari-hari tertentu, Hari Tari Dunia, misalnya Jalan Slamet Riyadi menjadi cat walk yang menarik. Mengingat diikuti oleh penari-penari luar negeri, dan boleh dibilang ajang berkesenian tingkat internasional. Atau Batik Carnival yang menjadi ikon kota ini. Meski acara car free day adalah bagian penting yang bisa digunakan sebaik-baiknya warga mana pun, semua. Untuk acara santai, penuh kekeluargaan dan gratis.

Tiap Minggu, ada saja komunitas vespa, sepeda (Solo pernah disebut-sebut sebagai Kota sepeda), mereka yang berkreasi seni, teater, sampai musik dengan peralatan memadai. Belum ibu-ibu yang bersenam dan menggelar dagangan khas Solo. Area ini seperti menjadi jalan membentang yang dipersiapkan untuk warganya. “Jalan-jalan saja pun sudah menyenangkan. Ini jalan kebanggan kami orang Solo,” ujar Yatmi yang berasal dari Sumber, satu wilayah dengan kediaman Presiden Jokowi.                        

Bandung Dengan Dagonya

Sisi timur Pasupati, Jalan layang Surapati Bandung masih Jalan Dago, Jalan Ir. Juanda. Dari sinilah masih berjajar pohon-pohon keras besar dan tua berdiri tegak, kiri dan kanan. Sehingga dari bentang kabel dua sisi, sesekali bisa dilihat tupai melintas. Memang, bunyi kret-kret (suara binatang mengeret) di wilayah ini, pagi itu ditingkahi oleh musik jazz lagu milik Sting. “English Man in New York!” dari musik dengan van sebuah radio.

 

Bandung sebagai Paris van Java menjadi nyata di Car Free Day Dago. (foto: nitrococcus)

Sebuah pemandangan menarik, ketika matahari masih di sela-sela pohon semisal Mahoni. Di mana siomay, batagor, nasi timbel, sambal dan lalapan menjadi bagian penting urang Sunda bisa dinikmati dengan cara lesehan, setengah berdiri atau mencangkung di trotoar. Sementara mojang-mojang bersliweran dengan kuping tersumpal gadget. “Kalau tidak hujan, saya pasti kemari. Asyik euy!” seru Mita yang bercelana ketat dan berkaus merah lengan panjang. Ia tak sendirian alias bersama gerombolannya, sesama anak kampus.

Bagi warga Kota Kembang masih lumayan bisa menikmati kerindangan pohon dan taman yang belakangan lebih digiatkan oleh Walikotanya. Bahkan bisa disebut, inilah kota yang memiliki taman beraneka ragam, seperti Taman Jomblo, Taman Tokoh dan lainnya, yang bisa kedengaran aneh di telinga. Meski acara HBKB Minggu dibutuhkan, dan akan ditambah menjadi lima kawasan lain, di luar hari-hari macet. Ada sebuah keinginan mengembalikan jati diri kota yang kerap disebut Parisj van Java. Di mana pada hari Jadi Kota Bandung ke-205 September ini, Walikota Ridwan Kamil ingin menambah taman lagi.   

Ruang Terbuka di Jalan Bagi Siapa pun

Masing-masing penggal jalan di acara bebas kendaraan hari Minggu tidaklah terlalu panjang, paling panjang di angka 2 km. Namun sangat berarti di jalan paling besar dan ramai pada hari-hari biasa yang super padat. Ada penghematan dari sisi BBM dan dalam rentang 5-6 jam bebas polusi knalpot, pembuangan emisi. Seperti niatan awal dari dicanangkan HBKB di Jakarta pada 2005. Awalnya hanya untuk kawasan Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin dan kawasan Kota Tua. Yakni tiga kali dalam setahun. Dan per Tahun 2012 sudah meliputi jalur Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin; meliputi jalur lambat dan jalur cepat, setiap Minggu, Pelaksanaan HBKB Tingkat Wilayah Kota Administrasi, Dengan waktu pelaksanaan adalah pukul 06.00-11.00 Wib.              

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun