a.Inflasi.
b.Penerima bantuan sosial, dan
c.Rata rata pengeluaran per kapita.
Faktor faktor tersebut juga tidak lepas dari peran pemerintah di Kabupaten Kebumen sendiri. Yang dimana ada juga faktor yang melibatkan pemerintah daerah. Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng mengusut dugaan tindak pidana korupsi revitalisasi alun-alun Kebumen dan pembangunan Kapal Mendoan tahun 2023 dan 2024. Korupsi tersebut diduga terjadi pada dua dinas di Kabupaten Kebumen yaitu Dinas Pendidikan dan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagsar). (Sumber : https://www.rri.co.id)
   Hal tersebut juga sangat disayangkan, sebab pembangunan kembali alun alun Kebumen dan Kapal Mendoan memakan banyak biaya yang dimana masyarakat banyak yang kurang setuju dengan adanya pembangunan kembali alun alun Kebumen dan Kapal Mendoan. Karena menurut masyarakat, alun alun Kebumen yang baru tidak cocok dengan "wajah" Kebumen sendiri. Masyarakat menilai lebih suka dengan design alun alun yang lama dibandingkan dengan design alun alun yang sekarang. Tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa pembangunan kembali alun alun Kebumen menyia-nyiakan anggaran daerah. Mereka mengatakan bahwa anggaran daerah sebaiknya digunakan untuk membangun infrastruktur jalan di daerah pelosok Kebumen. Karena masih banyak pelosok daerah di Kabupaten Kebumen yang memiliki infrastruktur jalan yang kurang memadai, atau biasa kita sebut "jalanan rusak dan bolong".
   Beberapa diantaranya ada di jalan Kecamatan Buayan terutama di ruas jalan Selokerto-Buayan-Jladri yang mengalami kerusakan di beberapa titik dan masih dalam proses pengusulan perbaikan dengan anggaran Rp 31 miliar. Dinas PUPR pun telah melakukan upaya lain dengan menyiapkan usulan perbaikan jalan melalui APBD Perubahan 2024 pada titik yang paling krusial di sekitar Desa Lemahduwur. Sedangkan untuk penanganan total, pihaknya terus berupaya untuk berkoordinasi melalui sumber dana Pemerintah Pusat melalui IJD maupun Pemerintah Provinsi melalui Bantuan Keuangan. Meski demikian, Pemda tetap menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan para pengguna jalan saat melintasi Buayan-Jladri. Pemda tetap berupaya agar jalan tersebut bisa segera diperbaiki, di tengah keterbatasan anggaran. (Sumber : detikjateng)
   Meskipun demikian, sudah banyak juga jalan jalan di pelosok kebumen yang sudah di perbaiki oleh pemerintah setempat. Seperti jalan Sitiadi-Gombong, Jalur Menganti, Karangbolong-Ayah, Jalan Daendels, Jalur Lintas Selatan (JLS), Jalur Klirong, Jalan Sokka, dan masih banyak lagi. Namun ada sebagian jalur yang seharusnya tidak dilalui oleh kendaraan bermuatan berat, tetapi masih saja ada beberapa truk besar yang melaluinya. Hal itu membuat jalan yang baru saja di perbaiki tidak bertahan lama dan kemudian menjadi rusak parah. Permasalahan ini pun kembali menjadi perhatian publik karena tidak sedikit yang menyalahkan pemerintah karena perbaikan jalan tidak menggunakan bahan bahan yang bagus dan menggunakan proses pengaspalan yang kurang baik. Padahal faktor utama yang mempengaruhi kerusakan jalan di jalur yang semestinya ini, adalah truk truk besar pengangkut barang, material ataupun minyak. Bus bus besar pun ikut menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan di jalur tersebut.
Nama : Thalita Nazmi Zalila
NIM : 241910501022
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota