Infrasruktur dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Menurut American Public Works Association, infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik yang berfungsi dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, hingga transportasi yang menunjang sosial dan ekonomi. Infrastruktur dapat berupa jalan, jalan tol, stadion, jembatan, bendungan, terminal, jaringan listrik, dan lain sebagainya. Infrastruktur sendiri sangatlah dibutuhkan oleh suatu daerah karena sebagai penunjang kegiatan masyarakat sekitar agar masyarakat dapat lebih mudah melakukan kegiatan sehari hari.Â
Apalagi infrastruktur berupa jalan, dimana infrastruktur ini sangatlah penting untuk menunjang sarana transportasi masyarakat sehari harinya agar kegiatan mereka dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan dijelaskan bahwa penyelenggaraan jalan yang konsepsional dan menyeluruh perlu melihat jalan sebagai suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Dalam hubungan ini dikenal sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Pada setiap sistem jaringan jalan diadakan pengelompokan jalan menurut fungsi, status, dan kelas jalan.
   Lalu bagaimana jika di suatu daerah atau wilayah memiliki infrastruktur jalan yang kurang memadai bahkan bisa dikatakan tidak merata hingga ke pelosok di daerah tersebut? Apakah kegiatan sehari hari masyarakat sekitar dapat berjalan dengan lancar ? Sayangnya hal ini masih menjadi permasalahan yang serius di salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Kebumen.
   Kabupaten Kebumen terletak di antara 77,42 LS dan 109,29 BT dengan luas wilayah 128.111,50 Ha atau 1.281.115 KM2 . Penduduk kabupaten Kebumen di tahun 2021 berjumlah 1.405.644 jiwa. Wilayah Kebumen seluas 1.581,11 km2 merupakan hasil penggabungan dua kabupaten (regenshap), yaitu Kabupaten Karanganyar (Roma) di bagian barat dengan Kabupaten Kebumen (Pandjer) di bagian timur pada 1 Januari 1936. (Sumber : wikipedia). Batasan wilayah Kebumen adalah sebagai berikut :
*Sebelah timur berbatasan langsung dengan Purworejo.
*Sebelah utara berbatasan langsung dengan Banjarnegara dan Wonosobo.
*Sebelah barat berbatasan langsung dengan Banyumas, dan
*Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Menurut https://goodstats.id/article/10-daerah-termiskin-di-jawa-tengah-2024-PAVoF Kebumen merupakan kabupaten termiskin di Jawa Tengah pada tahun 2024, dengan angka kemiskinan di kabupaten ini  mencapai 15,71% di tahun 2024, setara dengan total 187,95 ribu jiwa.
   Beberapa faktor yang menjadi pemicu Kebumen menempati kabupaten miskin di Jawa Tengah adalah:
a.Inflasi.
b.Penerima bantuan sosial, dan
c.Rata rata pengeluaran per kapita.
Faktor faktor tersebut juga tidak lepas dari peran pemerintah di Kabupaten Kebumen sendiri. Yang dimana ada juga faktor yang melibatkan pemerintah daerah. Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng mengusut dugaan tindak pidana korupsi revitalisasi alun-alun Kebumen dan pembangunan Kapal Mendoan tahun 2023 dan 2024. Korupsi tersebut diduga terjadi pada dua dinas di Kabupaten Kebumen yaitu Dinas Pendidikan dan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagsar). (Sumber : https://www.rri.co.id)
   Hal tersebut juga sangat disayangkan, sebab pembangunan kembali alun alun Kebumen dan Kapal Mendoan memakan banyak biaya yang dimana masyarakat banyak yang kurang setuju dengan adanya pembangunan kembali alun alun Kebumen dan Kapal Mendoan. Karena menurut masyarakat, alun alun Kebumen yang baru tidak cocok dengan "wajah" Kebumen sendiri. Masyarakat menilai lebih suka dengan design alun alun yang lama dibandingkan dengan design alun alun yang sekarang. Tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa pembangunan kembali alun alun Kebumen menyia-nyiakan anggaran daerah. Mereka mengatakan bahwa anggaran daerah sebaiknya digunakan untuk membangun infrastruktur jalan di daerah pelosok Kebumen. Karena masih banyak pelosok daerah di Kabupaten Kebumen yang memiliki infrastruktur jalan yang kurang memadai, atau biasa kita sebut "jalanan rusak dan bolong".
   Beberapa diantaranya ada di jalan Kecamatan Buayan terutama di ruas jalan Selokerto-Buayan-Jladri yang mengalami kerusakan di beberapa titik dan masih dalam proses pengusulan perbaikan dengan anggaran Rp 31 miliar. Dinas PUPR pun telah melakukan upaya lain dengan menyiapkan usulan perbaikan jalan melalui APBD Perubahan 2024 pada titik yang paling krusial di sekitar Desa Lemahduwur. Sedangkan untuk penanganan total, pihaknya terus berupaya untuk berkoordinasi melalui sumber dana Pemerintah Pusat melalui IJD maupun Pemerintah Provinsi melalui Bantuan Keuangan. Meski demikian, Pemda tetap menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan para pengguna jalan saat melintasi Buayan-Jladri. Pemda tetap berupaya agar jalan tersebut bisa segera diperbaiki, di tengah keterbatasan anggaran. (Sumber : detikjateng)
   Meskipun demikian, sudah banyak juga jalan jalan di pelosok kebumen yang sudah di perbaiki oleh pemerintah setempat. Seperti jalan Sitiadi-Gombong, Jalur Menganti, Karangbolong-Ayah, Jalan Daendels, Jalur Lintas Selatan (JLS), Jalur Klirong, Jalan Sokka, dan masih banyak lagi. Namun ada sebagian jalur yang seharusnya tidak dilalui oleh kendaraan bermuatan berat, tetapi masih saja ada beberapa truk besar yang melaluinya. Hal itu membuat jalan yang baru saja di perbaiki tidak bertahan lama dan kemudian menjadi rusak parah. Permasalahan ini pun kembali menjadi perhatian publik karena tidak sedikit yang menyalahkan pemerintah karena perbaikan jalan tidak menggunakan bahan bahan yang bagus dan menggunakan proses pengaspalan yang kurang baik. Padahal faktor utama yang mempengaruhi kerusakan jalan di jalur yang semestinya ini, adalah truk truk besar pengangkut barang, material ataupun minyak. Bus bus besar pun ikut menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan di jalur tersebut.
Nama : Thalita Nazmi Zalila
NIM : 241910501022
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H