Mohon tunggu...
Thaha Rohmatun Aulia
Thaha Rohmatun Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - @thahara

Nature~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ikhlas yang Menjadi Tujuan

5 Maret 2020   23:01 Diperbarui: 5 Maret 2020   23:18 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Semua manusia pernah mengalami yang namanya patah hati. Semua manusia pernah mengalami kecewa, Lex. Sedih akan harapan yang belum tercapai, dan mimpi yang belum terwujudkan. Bertumbuh dengan rasa sakit dan masalah yang udah kamu lewati, Lex. Jadikan pembelajaran untuk kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi. Kita semua kan punya kelebihan dan kekurangan. Terima diri kamu sendiri, ayo bertumbuh sama-sama."
Lexa tersenyum mendengar jawaban Dewa. Merasa bersyukur ia mempunyai Dewa yang selalu menyemangati nya.

***
Bandung,
Terimakasih sudah memberi kenangan yang tidak pernah bisa aku lupakan,
Kamu indah, bisa menenangkan hati
Kamu baik, menyediakan tempat yang bisa membuat orang-orang senang.

Terimakasih, Papa.
Papa baik
Papa hebat
Papa membuat aku sekuat ini
Papa mengajarkan arti sabar yang sebenernya
Papa membuat aku jadi anak yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk
Papa adalah papa yang terbaik di dunia.
Alexa selalu sayang papa.

***

Teruntuk kamu, Dewa.
Terimakasih sudah selalu ada,
Terimakasih sudah hadir lalu menulis cerita yang indah dalam hidupku
Terimakasih untuk semua kesabaranmu
Terimakasih.
Mereka tak perlu mengerti kita ini apa,
Suatu saat mereka akan paham sendiri.
Cukup aku, kamu dan Tuhan yang tahu.
Terimakasih selama aku ditinggalkan oleh papa, kamu selalu menemani aku sampai aku tahu arti ikhlas yang sebenarnya. Terimakasih telah menemani aku melewati fase dimana aku berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Karena aku sadar, aku bukan apa-apa tanpa bantuan Bunda dan kamu. Aku terus mencoba menjadi lebih baik setiap harinya.
Kamu pernah bilang
"Aku tidak berjanji untuk menyelesaikan seluruh masalahmu. Akan tetapi aku berjanji tidak akan meninghalkanmu sendiri."
Terimakasih banyak Dewa. Aku belajar banyak. Hidup bukan tentang perasaanku sendiri, melainkan perasaan semua manusia yang ada di humi. Kematian adalah sesuatu yang adil. Semua akan mengalaminya, semua punya waktu sendiri.
Semua ada baguannya, karena nyatanya tidak ada kesedihan yang abadi, Tuhan sangat adil.

Terimakasih, semesta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun