Mohon tunggu...
Thaha Rohmatun Aulia
Thaha Rohmatun Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - @thahara

Nature~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ikhlas yang Menjadi Tujuan

5 Maret 2020   23:01 Diperbarui: 5 Maret 2020   23:18 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alexa, kamu dengerin aku baik-baik." Kata Dewa.

Alexa menatap mata Dewa, menggeleng kecil. Seolah memberi tahu jangan katakan hal itu.

"Papamu gugur--"

Lexa menarik tangannya, namun hal itu di tahan oleh Dewa.

"Dengarkan dulu." suara berat Dewa seolah oleh mengintruksikan Lexa.
"papamu gugur, kamu harus kuat Lexa. Semua berlalu begitu cepat. Kamu ingat? Saat kamu pindah ke Bandung, papamu cerita ke aku, katanya teman teman mu hanya kehilangan satu orang dalam hidupnya, yaitu kamu. Sedangkan kamu, kehilangan mereka sekaligus. Sekarang keadaan terbalik Lexa, kamu jangan sedih. Papamu kehilangan banyak prajuri, kehilangan istri dan anaknya, kehilangan banyak orang. Kamu harus kuat, Lexa. Biarin Papa kamu tenang di sana ya." Dewa berusaha memberi pengertian yang menguatkan pada Lexa

Akhirnya Lexa menangis. Tubuh Lexa melemas, pantas saja dari kemarin ia selalu ingat pada papa nya.
Lagi-lagi hidup begitu berat, Lexa kembali merasakan kecewa yang begitu dalam. Bagai di tusuk ribuan jarum, bagai di hujan oleh ribuan tombak. Lexs sudah tidak berdaya.

***
 Pemakaman Wade berjalan lancar, semua prajurit melakukan tugasnya dengan baik, mereka mengantarkan Wade sampai ke tempat peristirahatan nya. Orang-orang yang sayang pada Wade berkumpul di pemakaman, mereka menangisi kepergian sang perwira yang mereka sayangi. Wade begitu baik hati, dia begitu menghibur banyak orang dengan kekonyolan nya, dia tegas tapi dia penyayang, Wade akan selalu di ingat banyak orang.

 Waktu terus berjalan, Namira sudah mengikhlaskan kepergian Wade, ia mulai menyibukkan dirinya dengan membuka toko kue yang setiap harinya semakin berkembang, sedangkan Alexa masih tetap melanjutkan sekolah ditemani dengan Dewa yang dengan sabar selalu menemani Alexa dalam keadaan apapun. Lexa selaku mengeluh tentang hidup, Dewa selalu menguatkan.

***
Hari ini Lexa pergi ke salah satu tempat wisata yang ada di Bandung, pastinya di temani Dewa. Karena memang Alexa belum hapal betul daerah-daerah yang ada di Bandung.

"Udah ya jangan sedih terus, kasihan papamu nanti tidak tenang di sana, dia pasti lihat kamu sedih disini." Dewa memandang lurus kedepan.
"Iya tahu, tapi berat, Wa." Lexa menyandarkan kepalanya di bahu Dewa.

Dewa tersenyum kecil lalu berkata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun