Mohon tunggu...
teungku mustawa
teungku mustawa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

teungku_mustawa Sq

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Kodifikasi Al-quran

4 Desember 2023   20:36 Diperbarui: 12 Desember 2023   00:35 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      Setelah menjadi satu volume besar, naskah Al-Qur'an hasil pengumpulan Zaid ini disimpan oleh Abu Bakar, Peristiwa itu terjadi pada tahun 12 H.

      3. Zaman Khalifah Umar bin Khaththab.

      Setelah Abu Bakar wafat, naskah besar ini disimpan oleh khalifah sesudahnya, yaitu Umar. Sepeninggal Umar, master volume ini disimpan oleh putri Umar yang hafal Al-Qur`an, Hafshah binti Umar r.a. Hafshah terpilih untuk menjaga mushaf juga dengan pertimbangan dia adalah salah seorang istri Rasulullah saw.

      Umar mengirim para sahabat yang kredibel dan memiliki kapasitas tinggi dalam bidang bacaan dan kandungan Al-Qur'an ke wilayah-wilayah Islam yang baru dikuasai.

      4. Zaman Khalifah Utsman bin Affan.

      Adanya benih-benih perselisihan di antara pemeluk Islam dari kalangan non-Arab karena mereka membaca Al-Quran dengan dialek bahasa masing-masing membuat Utsman berinisiatif meminta Hafshah untuk meminjamkan mushaf yang dipegangnya agar disalin oleh tim yang telah dibentuk Utsman. 

      Kodifikasi dan penyalinan kembali mushaf Al-Qur'an ini terjadi pada tahun 25 H. Pada proses kodifikasi in, Utsman berpesan bahwa apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan ayat-ayat tertentu maka agar mengacu pada dialek suku Quraisy karena Al-Qur`an diturunkan dengan gaya bahasa mereka.

      Utsman membuat salinan Al-Qur`an sejumlah 6 mushaf. 

      Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar, yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam, dan Yaman. Utsman sendiri meminta satu mushaf untuk ia simpan di Madinah Mushaf ini belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

      Tulisan yang dipakai oleh tim yang dibentuk Utsman untuk menyalin mushaf itu berpegang pada rasm al-anbath; yang tidak dilengkapi syakl (harakat/tanda baca) ataupun nugath (titik sebagai pembeda huruf).

      5. Zaman Khalifah Ali bin Abu Thalib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun