Mohon tunggu...
Tety Ayu Islami
Tety Ayu Islami Mohon Tunggu... Penulis - Aku adalah abu-abu tak hitam juga tak putih

Mencintai tak harus memiliki, masing-masing punyai caranya sendiri untuk ungkapkan rasa cinta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ruang Tunggu

27 April 2024   23:21 Diperbarui: 27 April 2024   23:36 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil foto Tety Ayu Islami

Di ruang tunggu

Suara-suara menggema menyebut Kalam-Mu

Sekeliling terlihat lesu

Mendadak kelu

Di ruang tunggu

Suara tangisan sahut-menyahut menyatu

Berusaha tegar tetapi tak mampu

Rapuh

Tak mampu

Tak mau

Tak mampu

Tak mampu

Orang-orang sibuk menengadah  tangan

merapal doa-doa untuk yang dicinta

Harap dan cemas membabi buta

Melihat tubuh kecilmu lemah tak berdaya

Tiba-tiba kalimat istirja menggema

Dadaku semakin sesak tak terkira

Aku hampa

Tak berdaya

Tak bernyawa

Ribuan belati seakan menikam dada

Nafasku terengah 

Aku menyerah 

Aku pasrah

"Tuhan, mengapa Engkau selalu mengambil apa yang kucinta?"

Sungguh aku tak rela

Aku tak bisa

Aku seperti mati berulang kali

Melihat orang-orang tercinta hilang tanda

Melebur bersama kenangan yang tercipta

Rindu yang menggila

Tetapi, Engkau menenangkanku dalam hal segala. Engkau berkata;

"Demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak pernah meninggalkanmu, tidak pula membencimu."

Aku membeku

Jiwaku terpaku

Engkau menenangkanku sekali lagi

"Sesungguhnya hari kemudian itu, lebih baik bagimu." 

Aku Bisu

Aku Malu.

Bukankah Semua hanyalah Titipan, kataku

Tapi mengapa begitu menyesakkan ketika menyaksikan orang terkasih kembali padaMu

Allah, bantu diriku Ridha

Bantu aku merelakan

Bantu aku mengikhlaskan

Alfatihah, untuk almarhumah tercinta

18 Syawal 1445 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun