Lambaian tanganmu kurasakan pilu di dada
Kasih sayangku bertambah padamu
Air mata berlinang tak terasakan olehku
Nantikankah aku di Teluk Bayur
"Ada penggemar saya di Malaysia penasaran dengan Teluk Bayur. Dia datanglah ke Teluk Bayur yang berada di Kota Padang, terus protes kok Teluk Bayur nggak seindah bayangannya seperti di lagu saya. Eh, dia nggak tahu kalau Teluk Bayur itu pelabuhan jadi ya nggak seindah pantai-pantai," ucapnya terkekeh.
Kemudian dilanjutkan dengan Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas yang membawakan dua lagu lawas mereka: Dunia Belum Kiamat dan Oh Ibuku (album Merantau). Setelah itu, Titiek Hamzah naik ke panggung membawakan lagu Surabaya dan Pantai Pattaya, yang juga hits di masanya.
Adapun Neno Warisman membawakan lagu Titiek Puspa yang berjudul Adinda. Sebagai penutup, Menteri Kebudayaan Fadli Zon didaulaut untuk menyumbangkan suaranya. Ia membawakan lagu bergenre opera (entah apa judulnya).
Pada tamu jelas senang, selama lebih dari dua jam mereka dihibur live music dari musisi legendaris. Siapa yang tidak happy?
Di pengujung acara, Fadli Zon, Raffi Ahmad, Yovie Widianto menyerahkan cendera mata berupa buket bunga kepada para penyanyi legendaris ini.
Acara ini bagus karena hadir sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada musisi legendaris yang beberapa tahun berlalu kerap "terpinggirkan". Dengan penghargaan ini, meski tidak perlu tampil di panggung megah, sepertinya sudah cukup membuat para penyanyi ini diakui keberadaannya. Terlebih bisa tampil di hadapan pejabat-pejabat negara.
Oh iya, dalam kegiatan ini juga dipamerkan piringan hitam, foto-foto penyanyi legendaris yang tampil di acara ini, perangkat musik zaman baheula. Semuanya berasal dari Koleksi Pribadi Rumah Musik Fadli Zon. Menandakan si pemilik koleksi, yang tidak lain Menteri Kebudayaan Fadli Zon, memang pencinta kebudayaan Indonesia.