Pihaknya percaya setiap lagu-lagu yang dibawa penyanyi era 1960-an dan era-era selanjutnya selalu membawa pesan sesuai dengan masanya. Karena itu, penting untuk kembali disampaikan ke generasi berikutnya sebagai bagian dari budaya Indonesia.
Melalui kegiatan ini, pihaknya juga berharap masyarakat akan dengan mudah bersentuhan kembali dengan nilai-nilai yang dibawa dari dekade ke dekade di area-area publik. Menyambungkan generasi ke generasi berikutnya melalui lagu-lagu lawas Indonesia.
Neno bersyukur saat ini sudah ada pihak swasta pemiliki outlet kedai kopi yang bersedia memutar lagu-lagu lawas di ratusan outlet kedainya.
Dalam acara ini tentu saja kurang lengkap jika para penyanyi lawas yang hadir tidak membawakan lagu hits mereka. Satu per satu, para penyanyi ini pun tampil di atas panggung. Semua hadirin yang sebagian besar berusia lawas ikut bernyanyi bersama. Menandakan, lagu-lagu lawas ini memang melegenda dan mendapat tempat di hati para penggemarnya.
Sebut saja Ernie Djohan yang membawakan lagu Kau Selalu di Hatiku dan Teluk Bayur.
Kau selalu di hatiku
Terpaut di dalam sukma
Tiada ku bimbang tiada ku ragu
Akan setia janjimu
Bersemi di dalam kalbu
Penawar hati nan lara
Padamu bintang padamu bulan
Saksi yang abadi
Sambutlah tanganku ini
Belailah dengan mesra
Kasihmu hanya untukku
Hingga akhir nanti
Dari awal menyanyi tanpa aba-aba, para tamu yang hadir ikut bernyanyi. Seolah-olah larut dalam memori kenangan masa silam yang bisa jadi berkisah sama dengan kisah lagu tersebut. Entah, apakah mereka yang kelahiran 80an yang turut hadir di acara ini mengenal lagu ini?
Selesai menyanyikan lagu Kau Selalu di Hatiku, Ernie Djohan lanjut menyanyikan Teluk Bayur, yang juga hits di masanya.
Selamat tinggal Teluk Bayur permai
Daku pergi jauh ke negri sebrang
Ku kan mencari ilmu di negri orang
Bekal hidup kelak di hari tua
Selamat tinggal kasihku yang tercinta
Doakan agar ku cepat kembali
Kuharapkan suratmu setiap minggu
Kan kujadikan pembuluh rindu