Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutemukan Dia!

4 April 2023   00:34 Diperbarui: 4 April 2023   01:06 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diam berarti menerima. Iya 'kan, Mina?" Suaranya semakin lembut.

Aku tahu dia tersenyum seperti biasanya. Namun aku hanya menunduk tak berani menatapnya.

"Ayolah, Mina, ucapkan sesuatu. Bukankah kau selalu mengatakan kalau kau selalu merindukanku?"

Kesabarannya benar-benar meluluhlantakkan perasaanku.

"Iya benar, Pak. Saya sangat menyayangi Bapak. Selalu merindukan Bapak," jawabku diselingi isak tertahan.

"Nah, lalu kenapa menangis? Kenapa tak memberiku jawaban?" ujarnya.

"Saya... saya sangat menyayangi Bapak sebagai ... sosok ayah. Wajah Bapak serupa ayah saya. Saya sangat merindukannya. Saaangat merindukannya, Pak."

Aku tak bisa menahan tangis. Entah tangis kerinduan atau tangis penyesalan karena membuat Pak Arsyad kecewa.

"Jadi ... selama ini?"

Aku mendengar keheranan dan kekecewaan pada ucapannya.

"Maafkan saya, Pak. Selama ini saya bahagia bisa berjumpa lagi dengan ayah saya. Bisa menumpahkan kerinduan pada ayah. Bisa bercakap-cakap seperti dulu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun