Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rahasia Biker Traveling ke Mana Aja Bebas Pegal

9 Januari 2018   22:54 Diperbarui: 9 Januari 2018   23:06 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi dengan Apa Cibadak, tokoh/ulama legendaris Cianjur Dok. Pribadi

Di Haurwangi, Jembatan perbatasan Kab. Cianjur dan Kab. Bandung. Dok. Pribadi
Di Haurwangi, Jembatan perbatasan Kab. Cianjur dan Kab. Bandung. Dok. Pribadi
Biasanya kami istirahat di Mesjid Ciranca atau di Cibeber. Saat istirahat sholat makan itu saya juga sekalian mengoleskan krim dan memijit-mijit bagian tubuh yang pegal.

5.Traveling reuni SD ke Bandung

Rute teraman meski memutar yang kami ambil menuju ke Bandung dok. Pribadi
Rute teraman meski memutar yang kami ambil menuju ke Bandung dok. Pribadi

Ini perjalanan terjauh saya menggunakan sepeda motor selama liburan kemarin. Rabu, 27 Desember 2017 saya menghadiri acara temu kangen teman-teman waktu SD di daerah Margahayu, Bandung. Juga menemui guru wali kelas SD di Rancaekek.

Kami harus menempuh perjalanan sejauh 130 kilometer dari rumah. Meski di google map waktu tempuh hanya sekitar 3 jam lebih, namun nyatanya kami habiskan waktu sampai 5 jam!

Meski jalan ke Bandung via Padalarang mulus, namun bisa dibayangkan duduk dalam boncengan selama 5 jam ditambah  menggendong anak karena ketiduran itu sesuatu banget pegal-pegalnya.

Narsis dulu di jembatan Pasupati Dok. Pribadi
Narsis dulu di jembatan Pasupati Dok. Pribadi
Memang ada rute terpendek menuju Bandung dari Pagelaran Cianjur yaitu melalui perbatasan Rancabali Ciwidey. Namun kami tidak mengambil jalan tersebut karena resikonya sangat tinggi. Selain jalan menuju perbatasan masih hancur, sering longsor ditambah juga masih jarang rumah penduduk, lebih banyak kebun teh atau perkebunan perhutani. Seandainya sepeda motor mengalami pecah ban atau mogok, kami berada dalam kesulitan besar. Itu yang kami hindari dan akhirnya memilih jalan memutar ke Cianjur kota.

Silaturahmi bersama teman saat sekolah di SDN Kridhawinaya III Kodya Bandung. Dok. Pribadi
Silaturahmi bersama teman saat sekolah di SDN Kridhawinaya III Kodya Bandung. Dok. Pribadi
Setelah 25 tahun akhirnya bisa silaturahmi ke guru kelas saat SD di kediaman Rancaekek Bandung. Dok. Pribadi
Setelah 25 tahun akhirnya bisa silaturahmi ke guru kelas saat SD di kediaman Rancaekek Bandung. Dok. Pribadi
Orang-orang ramai bepergian ke lokasi wisata untuk merayakan tahun baru kami hanya istirahat saja di rumah. Pegal linu setelah menempuh 260 kilometer pulang pergi Bandung -- Pagelaran tanpa menginap masih peka terasa di seluruh raga. Tapi tentu saja seperti biasanya kami tidak jera. Malah undangan silaturahmi dari saudara masih menanti untuk kami hadiri

6.Traveling ke Sukabumi

Traveling ke Sukabumi dengan KA Siliwangi Dok. Pribadi
Traveling ke Sukabumi dengan KA Siliwangi Dok. Pribadi

Dalam suasana tahun baru kami ajak anak dan keponakan naik kereta api sekaligus silaturahmi ke kerabat di Sukabumi. Meski tidak pakai kendaraan sendiri ternyata capeknya melebihi ekspektasi. Antri tiket 4 jam sebelum kereta berangkat itu baik keberangkatan maupun kepulangan (pulang pergi di hari yang sama) bikin perang batin. Tapi kalau tidak begitu, ya tidak akan kebagian duduk di kereta. Sabar...sabar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun