Mohon tunggu...
Dwi Priyanto
Dwi Priyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Instruktur, Asesor, Konsultan

Selain sebagai akademisi dan praktisi di bidang otomasi industri dan manajemen produktivitas, tetapi juga terus berusaha memiliki kontribusi signifikan dalam pengabdian masyarakat baik dengan menjabat sebagai anggota LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan) dan Pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cedak Mambu Telek, Adoh Mambu Sekar

16 Oktober 2024   20:29 Diperbarui: 1 November 2024   06:25 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunci dari hubungan yang harmonis adalah komunikasi yang terbuka dan saling menghargai kontribusi masing-masing pihak. Setiap orang di dalam organisasi masyarakat pasti memiliki niat baik untuk berkontribusi bagi lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memberikan apresiasi atas kebaikan yang mereka lakukan, meskipun mungkin ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.

Kehidupan sosial di tingkat RT atau RW, serta dalam komunitas keagamaan, sangat bergantung pada kebersamaan dan gotong royong. Hubungan baik antar warga adalah fondasi dari kerukunan dan keamanan lingkungan. Jika hubungan antar tetangga harmonis, maka suasana di lingkungan tersebut akan menjadi lebih nyaman, aman, dan penuh dengan kekeluargaan.

Dalam konteks ini, gotong royong menjadi salah satu nilai luhur yang harus terus dipertahankan. Melalui gotong royong, kita belajar untuk saling membantu dan menguatkan satu sama lain. Tidak hanya saat ada acara besar atau musibah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, gotong royong bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk kepedulian dan solidaritas.

Menjaga hubungan baik, baik antar anggota keluarga maupun dengan tetangga dan komunitas sekitar, adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh keberkahan. Meski tantangan pasti ada, kita harus selalu berusaha fokus pada kebaikan dan saling memahami. Baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, hubungan yang baik akan membawa kebahagiaan, kenyamanan, dan kerukunan bagi semua pihak. Sebagaimana pepatah Jawa mengingatkan kita, "cedak mambu telek, adoh mambu sekar" (Dekat Bau Kotoran, Jauh Wangi Bunga), penting bagi kita untuk selalu melihat kebaikan dalam setiap interaksi, agar hubungan antar manusia selalu terjaga dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun