Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Diplomasi Kopi, dari Hutan Nagari sampai ke Luar Negeri

10 Januari 2019   16:32 Diperbarui: 20 Januari 2022   21:28 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dengan banyaknya media dan aplikasi online saat ini, peluang tersebut kami manfaatkan untuk membangun pasar."

Secangkir kopi arabica hangat dengan aroma khas Solok saya cicipi sambil mendengarnya bercerita.

Selanjutnya Teuku dan kawan-kawan mengajak kami untuk melihat lokasi penanaman kopi Solok Radjo. Berjalan melewati titian di sungai dan menaiki jalan setapak di perbukitan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Mungkin saya dan mereka seumuran. Tapi jujur saya mengagumi semangat mereka menjadi petani muda. Menjadi petani itu hebat.

"Dulu rantai pemasaran kopi begitu panjang. Tengkulak menjadi aktor penting. Petani menjual kopi basah atau cherry hanya 1500/ kg. Makanya petani enggan menanam kopi dan lebih suka menanam sayur kol." Tuturnya sambil menunjuk hamparan tanaman musiman holtikultura atau sayur mayur.

"Sempat kami pun dicemooh karena mau menanam kopi. Lalu koperasi dibentuk. Sekarang petani menjual cherry 8000/kg. Bahkan permintaan ekspor untuk kopi arabika Solok belum bisa kami penuhi".

"Sekarang anggota koperasi lebih dari 300 orang. Telah dibentuk kelompok hutan kemasyarakatan. Melalui Izin Hutan Kemasyakatan yang diberikan oleh pemerintah. Kami mengajak serta petani untuk menanam kembali kawasan hutan yang gundul ini dengan pola agroforestry. Kopi ditanam Bersama dengan lamtoro dan eucalyptus pada kawasan hutan yang sudah menjadi belukar dan alang-alang" tuturnya lebih lanjut.

Dalam hati saya turut mendoakan semoga kawasan hutan produksi terbatas yang sebagian sudah gundul ini bisa menjadi rimbun kembali. Pendampingan dan pelatihan terhadap petani akan agroforestry dan pembangunan kebun bibit kehutanan tampaknya akan sangan membantu bagi petani di Nagari Aia Dingin.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Kerjasama yang dibangun bisa menjadi modal utama untuk memperoleh manfaat dan keuntungan bersama.

Begitulah tampaknya kopi telah menjadi ruang diplomasi  antara masyarakat sekitar hutan dengan negara.

Kembali ke kota Padang, rasa penasaran saya akhirnya mengajak saya menyinggahi sebuah kafe bernama rimbun coffee. Untuk sekedar mencicipi kembali kopi Solok dan membeli beberapa bungkus biji kopi untuk oleh-oleh di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun