Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Diplomasi Kopi, dari Hutan Nagari sampai ke Luar Negeri

10 Januari 2019   16:32 Diperbarui: 20 Januari 2022   21:28 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Bahkan saat acara pertemuan atau konferensi internasional diselenggarakan, kekayaan citarasa kopi nusantara telah menjadi bagian dari diplomasi bangsa untuk mencairkan suasana.

Saat kita bisa minum kopi bersama, saat itu kita bisa bekerjasama. Cakep.

Selalu ada cerita dibalik kopi yang siap kita nikmati.

Cerita ini pula yang membawa saya sampai ke sebuah nagari di ranah Minangkabau. Salah satu tempat dataran tinggi dimana kopi arabika yang nikmat berasal.

Berawal dari keikutsertaan saya pada acara Sosialisasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Kota Padang pada bulan November 2018. 

Saat acara tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, Bang Yozarwardi panggilan akrabnya, mengatakan bahwa  "Sumatera Barat berkomitmen untuk mengimplementasikan pendekatan pembangunan rendah emisi. Kebijakan tersebut dijalankan dengan mengedepankan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (Community Based Forest Management) atau hutan sosial sebagai salah satu basis implementasi pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di Sumatera Barat."

Pada lokasi-lokasi hutan sosial yang dibangun, hutan akan dilestarikan dengan skema hutan nagari (hutan desa) ataupun hutan kemasyarakatan. Harapannya kedepan akan lahir usaha-usaha baru dari hutan sosial sehingga tidak ada lagi alih fungsi lahan, bahkan menjadi lokasi usaha-usaha produktif yang memiliki stok karbon yang tinggi dengan mengembangkan agroforestry.

Menarik bukan ? Bagaimana kita menumbuhkan kembali hutan, mengurangi emisi karbon, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Maka tergeraklah saya untuk bersama kawan-kawan panitia untuk menyambangi lokasi dari implementasi yang diceritakan itu setelah acara berakhir. Yaitu hutan di Nagari Sirukam -- Payung Sekaki dan hutan di Nagari Aia Dingin -- Lembah Gumanti di Kabupaten Solok.

Nagari adalah sebutan untuk wilayah administrasi di bawah kecamatan pada Kabupaten di Sumatera Barat. Istilah nagari menggantikan istilah desa, yang digunakan di provinsi lain di Indonesia.

Hanya 2 jam dari kota Padang melewati wilayah perbukitan Taman Hutan Raya Bung Hatta. Saya mengunjungi Lokasi pertama yaitu Nagari Sirukam, Kabupaten Solok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun