Bagi masyarakat nelayan ikan tangkap, manfaat hutan mangrove sebagai penahan angin laut sangat dirasakan. Hal in dikarenakan kampung dan pemukiman mereka yang berada langsung di muara sungai yang berkelok. Oleh karena itu tutupan mangrove di sekitar pemukiman mereka relatif terjaga dan dilindungi.
Disini masyarakat mengolah hasil tangkapan laut untuk dijadikan ikan asin dan terasi. Terasi, ikan asin, udang dan kepiting segar adalah produk unggulan. Pengumpul langsung datang untuk membeli. Kapal pengumpul terasi biasanya berasal dari Lombok, tutur kepala kampung yang kami jumpai.
"Masalah yang kami jumpai ialah masih terdapat beberapa nelayan pencari kepiting yang menangkap semua ukuran kepiting. Kalau saya tidak mau ambil. Tapi bagaimana pengumpul lain tidak tahu. Seharusnya para pengumpul udang, ikan atau kepiting pada tiap-tiap kampung sepakat untuk tidak membeli kepiting yang masih kecil-kecil. Karena saya khawatir jumlah kepiting nanti semakin berkurang di alam," tutur ibu Hajah tersebut.
Desa Buyung Buyung merupakan daerah penyangga dari program REDD+ yang akan dilakukan di Delta Berau. Selain terdapat hutan mangrove pada daerah pesisirnya, Desa ini juga menjadi lumbung padi karena terdapat bukit yang menjadi sumber air untuk mengairi sawah-sawah disana. Sebuah tugu patung berbentuk udang besar akan dijumpai di tengah desa ini.
Setiap desa yang kami singgahi tampaknya mempunya ciri yang berbeda. Jika hari ini kami mengunjungi desa-desa yang ada di bagian selatan Delta Berau, esoknya kami berencana mengunjungi bagian utara yaitu desa Teluk Semanting dan desa Batu Batu.
Saat akan kembali ke kampung Batumbuk, kami singgah ke beberapa tambak yang kami lewati. Bagi orang baru seperti saya, pertanda adanya tambak dapat saya cirikan dari adanya rumah panggung atau pondok di pinggir sungai diantara pohon-pohon nipah.
Adalah Pak Zainal asal Bugis, yang sejak mudanya sudah merantau hingga ke Jambi, lalu ke Berau. Anak-anaknya kini juga telah berkeluarga dan memiliki tambak di Delta Berau. Selain merawat tambak kesehariannya juga menyadap air nira dari pohon nipah.
Pada kami dia menunjukkan bagaimana teknik menyadap air nira dan memilih tangkai buah nipah yang sudah matang dan siap menghasilkan air nira. Hanya menggunakan pisau dan botol-botol air mineral bekas sebagai penampungnya.