Waterfront City Pangururan berlokasi di Desa Pardomuan I, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Danau Toba, Sumatra Utara. Lokasi waterfront ini merupakan galeri terbuka seluas 6,4 Ha, terbentang sepanjang 1,5 Km di bibir pantai Danau Toba mulai dari Tanah Ponggol hingga Onan Baru.
Pembangunan Waterfront City Pangururan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Ini merupakan bagian dari penataan Danau Toba sebagai salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia.
Waterfront City Pangururan menjadi percontohan pembangunan kawasan Danau Toba dengan tema "aek natio" atau air yang bersih. Wajah baru Samosir ini menjadi percontohan pembangunan kawasan Danau Toba yang menjadikan danau sebagai wajah kota.
Di Waterfront City Pangururan tersedia fasilitas pedestrian dan jembatan sehingga sangat cocok sebagai lokasi lari pagi atau jalan-jalan santai sore hari sambil menikmati suasana matahari terbenam. Ada juga pelabuhan, serta berbagai galeri alam dan budaya Batak, seperti museum terbuka, taman totem, taman geopark, patung Boraspati dan Saniang Naga.
Di sini juga ditampilkan film tentang kisah letusan gunung Toba, legenda Batak, dan atraksi budaya yang dibawakan oleh sangar kesenian dan kebudayaan lokal. Salah satu atraksi di Waterfront City Pangururan yang saat ini sangat viral dan menarik minat wisatawan adalah pertunjukan dancing water (aek manortor).
Pada saat kami ke Samosir, dancing water dibuka mulai hari Kamis-Minggu, 8-11 Februari 2024, setiap hari pada pukul 20.00 wib dan pukul 22.00 wib, gratis alias tidak dipungut biaya. Namun, saat ini menonton dancing water di Waterfront City Pangururan kabarnya sudah dikutip retribusi.
Di sela pertunjukan dancing water dipersembahan atraksi budaya, apakah musik atau pun tarian tradisional Toba, serta kuis trivia dengan hadiah yang menghibur dipersembahkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir. Dengan interaksi seperti ini, wisatawan pun semakin betah menunggu waktu pertunjukan air menari itu.