Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalan-Jalan ke Masjid Raya 1928, Masjid Tertua di Berastagi

12 Mei 2023   17:24 Diperbarui: 13 Mei 2023   12:51 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk kubah pada atap Masjid Raya 1928 Berastagi tampak dari depan (Dok. Pribadi)
Bentuk kubah pada atap Masjid Raya 1928 Berastagi tampak dari depan (Dok. Pribadi)

Bagian belakang Masjid Raya 1928 Berastagi (Dok. Pribadi)
Bagian belakang Masjid Raya 1928 Berastagi (Dok. Pribadi)

Kata pak Seliadi, bangunan asli masjid ini masih dipertahankan hingga kini. Adapun bagian-bagian yang diperbaiki hanya berupa kerusakan-kerusakan minor akibat sudah lapuk dimakan usia.

Dulunya kata pak Seliadi, ada bangunan teras masjid berbentuk leter L. Namun, karena ruang utama masjid perlu dilebarkan jadi teras masjid itu sudah dirombak, tidak ada lagi. Barangkali ini terkait dengan jumlah umat yang bertambah seiring waktu.

Mimbar Masjid Raya 1928 Berastagi (Dok. Pribadi) 
Mimbar Masjid Raya 1928 Berastagi (Dok. Pribadi) 

Bagian dalam dari Masjid Raya 1928 Berastagi (Dok. Pribadi)
Bagian dalam dari Masjid Raya 1928 Berastagi (Dok. Pribadi)

Wasana Kata

Sejarah dan riwayat adalah aspek eksistensialis yang jelas penting dalam kehidupan manusia. Informasi terkait apa, oleh siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana dulu awalnya masjid ini dibangun tentu saja penting diketahui oleh generasi saat ini, agar peninggalan yang mencakup sekaligus nilai religiusitas dan nasionalitas yang berharga pada Masjid Raya 1928 Berastagi ini bisa tetap dijaga dan dilestarikan.


Namun, yang lebih penting lagi untuk dijaga dan dipelihara adalah nilai-nilai persaudaraan, toleransi, dan kerukunan antar umat dengan masyarakat di sekitar masjid yang sangat terjaga hingga saat ini. Itu adalah nilai-nilai utama yang patut untuk tetap dijaga dan dihidupi.

Kata pak Seliadi, biasa kalau pada saat hari-hari besar keagamaan umat Islam, misalnya seperti pada saat hari raya Idul Fitri, antar umat beragama saling menunjukkan silaturahmi dan toleransi. Misalnya bagaimana pabrik tembakau STTC Siantar pernah mengantarkan sumbangan beras ke masjid untuk diberikan ke umat pada saat lebaran. Atau warga masyarakat Berastagi dari etnis Tionghoa yang memberikan sembako untuk dibagikan ke umat menjelang lebaran.

Di halaman depan masjid yang juga menjadi halaman sekolah SD Swasta Al-Washliyah Berastagi ini berdiri tiang bendera dengan bendera merah putih yang berkibar berlatar langit biru berhiaskan awan yang berarak. Setelah puas berbincang-bincang, saya pun pamit ke pak Seliadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun