Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepanjang Jalan Kenangan di Buluh Awar

28 Februari 2023   12:50 Diperbarui: 28 Februari 2023   14:10 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa saja yang menarik dari rangkaian acara ini? Berikut beberapa di antaranya.

Berdansa

"Berdansa? What?!" Begitulah sebagian reaksi awal teman-teman dan beberapa orang pertama kali mendengar konsep acara. Mengapa harus berdansa a la Eropa? Apa relevansinya dengan aspek budaya di Buluh Awar?

Kembali ke prolog. Di Buluh Awar tersimpan banyak histori, konsep acara bernostalgia dalam cinta.


Saya membayangkan, misionaris NZG dari Belanda yang meninggalkan kenyamanan Eropa, mungkin tidak pernah lagi merasakan kebebasan berdansa seperti kebiasaannya di negeri asalnya dulu begitu mereka menjejakkan kaki di tengah belantara Buluh Awar yang masyarakatnya hidup dengan nilai dan budaya yang sama sekali berbeda.

Pasutri yang berdansa bisa larut dalam nostalgia cinta. Tapi bukan hanya cinta eros, melainkan juga cinta penuh welas asih bagi keselamatan manusia, bisa diresapi ketika berdansa di tanah berkat yang menjadi titik nol sejarah gereja GBKP itu.

Di titik nol GBKP, Buluh Awar (Dok. Pribadi)
Di titik nol GBKP, Buluh Awar (Dok. Pribadi)

Relevankah itu dengan upaya pelestarian budaya? Pertanyaan ini mungkin kurang tepat, ibarat mempertanyakan kesopanan orang yang mengenakan pakain renang saat berada di tepi pantai atau di kolam renang.

Esensi Cinta
Event sweet memory di Buluh Awar ini memang dikaitkan dengan bulan kasih sayang di Februari. Apalagi metode pendekatan pasutri yang lebih dekat ketimbang berdansa di bawah temaram lampu pada malam yang syahdu?

Landek (tari tradisional Karo) atau berdansa hanya soal media. Esensi pada relasi yang terjalin darinyalah yang terpenting, untuk memperkuat keluarga karena keluarga merupakan benteng terutama untuk menyelamatkan generasi.

Bersama keluarga di Buluh Awar (Dok. Pribadi)
Bersama keluarga di Buluh Awar (Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun