Setelah berpuluh-puluh hari berkelana, melintasi rimba, gunung, lembah, dan sungai, hidup dengan memakan buah dan dedaunan, menghadapi berbagai ancaman di hutan, tibalah mereka pada sebuah kampung yang disebut kuta Usang. Kampung ini pada masa sekarang termasuk wilayah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Sesuai kebiasaan pada masa itu, setiap orang yang baru tiba di sebuah kampung wajib melapor ke raja atau pemimpin kampung itu. Raja kampung Usang menanyakan nama dan asal usul mereka berdua.
Pemuda itu mengaku bernama Barus. Nama kampung asalnya dan alasan mereka meninggalkan kampung tidak dijelaskan sebenar-benarnya, karena takut mereka akan diusir oleh raja.
Dari kejadian inilah ia dikenal oleh keturunannya dengan sebutan appung Barus. Namanya dan nama tempat asalnya kemudian menjadi nama cabang marga bagi keturunannya, Barus.
Pemuda ini mengakui gadis yang bersamanya sebagai istri. Ia meminta izin dari raja untuk bisa tinggal di kampung Usang hingga mereka meneruskan perjalanan selanjutnya.
Raja sangat senang dan mengasihi mereka berdua. Sejak appung Barus dan istrinya tinggal di kampung Usang, raja mendapatkan banyak sekali kapur barus. Sebelumnya tidak pernah seperti itu.
Raja percaya bahwa ini semua adalah berkat keberuntungan dari appung Barus. Raja semakin mengasihinya dan menganggapnya sebagai saudaranya sendiri. Ia meminta mereka berdua agar tinggal menetap di kampung Usang.
Warga kampung Usang juga sangat senang melihat appung Barus dan istrinya yang baik budi, tutur kata, dan tingkah lakunya. Hingga pada suatu hari mereka mulai merasa ada yang salah, kampung mereka sering ditimpa musibah kebakaran dan wabah penyakit.
Warga kampung bertanya kepada orang pintar (dukun) di kampung itu bagaimana cara menghentikan musibah yang menimpa mereka. Sang dukun berkata bahwa di antara warga kampung ada yang melanggar aturan adat karena menikah dengan pasangan yang ditabukan (erjabu sumbang, bhs. Karo). Pasangan itu harus diusir dari kampung kalau ingin musibah yang menimpa warga kampung berhenti.
Semua orang mengetahui asal-usul dan riwayat pernikahan warga kampung, kecuali pernikahan appung Barus dan istrinya. Warga kampung pun menanyakan perihal itu, appung Barus mengakui bahwa pernikahannya melanggar aturan adat.
Dengan berat hati, raja pun mengusir appung Barus dan istrinya dari kampung Usang atas desakan warga kampung. Appung Barus dan istrinya meneruskan pengembaraannya tanpa tujuan yang jelas.