Padahal, tulisan non fiksi yang kuat adalah yang memberi porsi memadai untuk emosi. Pembukaan dengan emosi kuat akan memberikan feeling yang kuat bagi pembaca untuk membaca data setelahnya, karena emosi membuat tulisan terhubung dengan pembaca.
4. Bingkai dalam Adegan
Deskripsi yang hidup dalam perasaan lebih penting dari pada narasi data. Bila diperlukan, cerita bisa menjadi lebih hidup dengan percakapan.
5. Variasi Kalimat
Menyusun kalimat tidak sekadar membutuhkan kekayaan kosakata, soal kalimat panjang dan pendek, kalimat majemuk, serta struktur S-P-O-K. Untuk tulisan yang hidup dibutuhkan variasi kalimat.
6. Awasi Repetisi
Misalnya jangan selalu menyusun paragraf deduktif, tapi ada juga paragraf induktif. Ada paragraf pendek dan panjang. Ada kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Penulis perlu teliti untuk menghindari repetisi.
Perihal Ide
 Ada sebuah pandangan yang menarik dari Dee soal ide. "Kita yang mencari ide atau ide yang mencari kita?"
Ide nyatanya tidak muncul di tempat dan kesempatan yang sudah kita siapkan. Ide tentang lagu "Malaikat Juga Tahu" misalnya, munculnya saat Dee menyikat gigi.
Ide seperti mencari siapa yang disukainya. Lalu, siapakah yang disukai ide?